LEBIH dari 200 penumpang maskapai Jetstar terjebak dalam limbo selama 7 jam, setelah pesawat terpaksa mendarat darurat akibat ada seorang penumpang mengalami stroke dalam penerbangan. Apesnya, mereka harus tetap berada di dalam kabin pesawat, tak diizinkan turun.
Pesawat dengan nomor penerbangan JQ30 itu berangkat dari Bangkok, Thailand menuju Menlbourne, Australia. Penerbangan dijadwalkan berlangsung sembilan jam.
Tapi, di tengah penerbangan ada seorang penumpang diduga stroke sehingga pendaratan terpaksa dialihkan ke Bandara Alice Springs di wilayah utara Australia, untuk memberikan pertolongan kepada si penumpang.
Melansir dari News.com.au, Selasa (28/2/2023), peristiwa ini terjadi pada Sabtu malam pekan lalu.
BACA JUGA:Wanita Nekat Masuk Kokpit Gegara Tak Dikasih Minum, Pesawat Terpaksa Mendarat Darurat
Setelah pesawat Boeing 787 itu mendarat di Bandara Alice Springs, akhirnya diketahui bahwa ada gangguan listrik yang berakibat pesawat tidak lagi diizinkan terbang.
Dibutuhkan pesawat lain untuk membawa ratusan penumpang ke tujuannya di Melbourne. Sayangnya, karena Bandara Alice Springs statusnya bukan bandara internasional, maka para penumpang tidak diizinkan turun meninggalkan pesawat walaupun untuk sekedar meregangkan kaki.
Setelah menunggu selama 7 jam di landasan, penumpang kemudian diantar turun dari pesawat menuju salah satu ruangan di terminal, sebelum akhirnya menaiki pesawat pengganti.
Mereka akhirnya berhasil tiba di Melbourne pada pukul 11 malam waktu setempat.
“Saya pikir semua orang yang ada dalam penerbangan selama 11 jam, berhak mendapatkan pengembalian uang yang sama,” kata Will Kiss, salah satu penumpang Jetstar.
“Setiap orang punya pengalaman mengerikan.”
BACA JUGA:Segerombolan Suporter Sepak Bola Lecehkan Pramugari di Pesawat, Sampai Diajak ke Toilet
Lebih buruk lagi, sistem hiburan dalam penerbangan harus dimatikan agar pesawat tetap dingin, karena suhu siang hari melonjak hingga 36 derajat Celsius.
Para awak Jetstar tak tinggal diam. Mereka menawarkan air, teh, dan kopi kepada penumpang. Namun, untuk makanan, baru 8 jam berikutnya kembali ditawarkan.
Dalam video yang diambil dari dalam kabin, terdengar tangisan bayi, juga penumpang yang terlihat kelelahan.
Kiss mengatakan bahwa sebagian besar penumpang dibiarkan berada dalam kegelapan selama 11 jam, dengan informasi yang lelet juga ambigu.
“Jelas kami berharap pria dengan keadaan darurat medis tersebut baik-baik saja. Tetapi kelalaian maskapai secara umum, saya pikir seseorang harus bertanggung jawab,” katanya.
Foto para penumpang yang tertidur di lantai setelah mereka diizinkan keluar menunjukkan bahwa mereka sudah muak pada saat itu.
Penerbangan menuju Melbourne yang dijadwalkan berangkat pada Minggu malam, dan akan tiba pada Senin pagi.
Pihak Jetstar telah menyampaikan permintaan maaf atas ketidaknyaman tersebut. “Keselamatan selalu menjadi prioritas pertama kami,” kata juru bicara Jetstar.
“Kami berterima kasih pada penumpang atas pengertian mereka, dan meminta maaf karena dampak pengalihan ke Alice Springs untuk memberi pertolongan medis pada penumpang yang diduga mengalami stroke di pesawat.”
Sementara, penumpang dengan keadaan darurat medis tersebut telah dibawa ke rumah sakit, setelah pesawat mendarat.
(Salman Mardira)