TIM Kemanusiaan Indonesia untuk penanganan korban gempa Turki melibatkan mahasiswa hingga pemandu wisata guna memberikan pelayanan kesehatan bagi warga terdampak.
"Aktivitas kami melibatkan banyak mahasiswa Indonesia yang kuliah di sini, maupun pemandu wisata yang berbahasa Indonesia," ujar Ketua Tim Kemanusiaan Indonesia, Bambang Surya Saputra melansir ANTARA.
Dijelaskan Bambang, mereka diberikan tugas sebagai penerjemah saat melakukan aktivitas interaksi dengan warga dan pemerintah setempat.
Para mahasiswa dan pemandu wisata, tujuh di antaranya warga negara Turki yang biasa membawa turis Indonesia, juga membantu operasional Tim Kemanusiaan Indonesia, terutama pada pembangunan rumah sakit lapangan.
Tim Kemanusiaan Indonesia mempersiapkan tenda-tenda rumah sakit lapangan untuk penanganan korban gempa. Rumah sakit lapangan akan menampung 200 pasien rawat jalan, 14 tempat tidur, ruangan operasi, laboratorium, dan ruangan radiologi dengan karakteristik rumah sakit tipe 2.
Menurut dia, penempatan rumah sakit di Kota Hassa sangat strategis untuk penanganan kesehatan skala besar.
Pelayanan kesehatan dapat dilakukan di tempat dan mobile menggunakan ambulans untuk menjemput penyintas dari lokasi pengungsian.
"Pembangunan dilakukan dengan cepat sekali, melakukan kliring dan sekarang pendirian tenda-tenda yang kita harapkan hari ini bisa terbangun untuk bisa dioperasionalkan esok hari," kata Bambang.