PANDEGLANG punya sejarah panjang. Asal usul nama Pandeglang juga dikaitkan dengan cerita masa Kesultanan Banten. Ada beberapa versi kisahnya. Yuk simak seperti apa.
Kabupaten Pandeglang kini masuk dalam Provinsi Banten. Wilayahnya berbatasan langsung dengan Kabupaten Serang di utara, Kabupaten Lebak di timur, serta Samudra Hindia di barat dan selatan.
Pusat kota Kabupaten Pandeglang terletak di 4 kecamatan, yaitu Pandeglang, Karang Tanjung, Majasari, dan Kaduhejo. Pandeglang dijuluki ‘Negeri Seribu Ulama Sejuta Santri’.
Pemerintahan kabupaten telah ada sejak tahun 1828. Saat itu, berdasarkan Staatsblad Netherlands Indie, Pandeglang menjadi bagian dari Kabupaten Serang, yang terbagi ke dalam 11 kewedanaan.
Hingga pada 1 April 1874, Kabupaten Pandeglang dibagi menjadi 9 distrik atau kewedanaan, yaitu:
1. Kewedanaan Pandeglang
2. Kewedanaan Baros
3. Kewedanaan Ciomas
4. Kewedanaan Kolelet
5. Kewedanaan Cimanuk
Pantai di Pandeglang. (iNews)
6. Kewedanaan Caringin
7. Kewedanaan Panimbang
8. Kewedanaan Menes
9. Kewedanaan Cibaliung
Namun, asal usul penamaan Pandeglang sudah ada jauh lebih dulu sebelum datangnya kolonial. Terdapat beberapa versi yang menyebutkan sejarah penamaan ‘Kota Badak’ hingga akhirnya menjadi Pandeglang.
Pandeglang merupakan singkatan dari Pandai Gelang, yaitu tempat tinggal orang yang pandai menempa gelang.
Pada zaman Kesultanan Banten, sang Sultan ingin membuat gelang untuk meriamnya yang bernama Ki Amuk. Namun tak seorang pun yang bisa menempanya.
Kemudian, terdengar kabar bahwa ada seorang pandai gelang dari desa Kadupandak, yang terkenal karena kemasyurannya. Sang Sultan pun menyuruhnya untuk menempa gelang untuk meriamnya.
Pandai besi tersebut pun menyanggupi, dan berhasil membuat gelang untuk Ki Amuk. Material pembuatan gelang tersebut diambil dari potongan bagian belakang Meriam Ki Amuk, yang dilebur menjadi lima pasang.