''Ojek pangkalan kenapa ga laku karena banyak oknum matok harga suka-suka mereka, kadang malah keterlaluan terkesan memeras, makanya kenapa orang lebih pilih ojek online karena tarifnya uda jelas. Ga usah menghalangi gitu juga Pak. Rejeki udah ada yang atur, kamu halangi pun, kalau yang di atas ga kasih, juga kamu ga akan dapat berkah-Nya," tulis akun @prelovedst*****mel.
"Memalukan, merusak citra pariwisata," cetus @ai*****.
"Ikuti perkembangan zaman pak kalau nggak mau kelaparan. Bukan zaman yang ngikutin bapak-bapak semua, Kalau mau jadi juara tinggal ikuti alurnya, ingat, kita gak bisa pecah ombak, tapi kita bisa berselancar di atasnya," tulis akun @putrabali****8r1996.
(Foto: Instagram/@denpasar.viral)
"Perbedaan tarif yg bikin penumpang pilih OJOL dibandingkan OPANG. Baiknya buat jarak/radius kerja antara opang dan ojol. Biarkan penumpang yg menentukan pilihannya! Saya kurang respek sama bapak-bapak opang yang melarang dengan cara seperti itu!," tulis akun @taram****pp.
"Opang atau transport lokal mereka merasa punya kuasa di tempat itu dan tidak mau bergabung dengan online, karena mereka terbiasa dengan tarif kelipatan 50rb , 100rb dan sebagainya. ( tarif online dianggap receh)," tulis akun @hendr****12.
(Rizka Diputra)