Travelling Tapi Dibayar, Tour Leader Bisa Jadi Profesi Idaman

Wiwie Heriyani, Jurnalis
Sabtu 10 Desember 2022 19:51 WIB
Ilustrasi Tour Guide. (Foto: Shutterstock)
Share :

SAMBIL menyelam minum air. Pepatah ini tampaknya sangat cocok bagi seseorang yang berkecimpung alias memiliki profesi di dunia travel. Salah satunya tour leader.

Hal itulah yang dirasakan oleh Donny Rizanto, seorang travel enthusiast yang juga berprofesi sebagai seorang tour leader. Menurutnya, memiliki profesi dalam dunia travel memberikan keuntungan tersendiri.

“Ya worth it banget sih (berprofesi sebagai tour leader). Kerja tapi dapet cuan,” ujar Donny, dalam podcast aksi nyata, di Youtube Parta Perindo, Sabtu (10/12/2022).

Menurut Donny, meskipun harus berkali-kali terbang ke berbagai negara, ia mengaku tak pernah merasa jet lag ataupun shock culture. Pasalnya, selain karena menikmati profesinya itu, setiap negara yang ia kunjungi tentu memberikan pengalaman menarik tersendiri.

“Mungkin kalau kaya profesi aku, karena kita kan sebagai tour leader, kita sering pergi ke satu negara berkali-kali. Jadi sudah enggak ada tuh kaya shock culture,” ungkapnya.

“Mungkin buat kita sudah bisa mengatasi yang namanya jet lag atau culture shock. Tapi biasanya buat para peserta atau tamu-tamu yang ikut, mereka justru mengalami shock culture itu,” imbuhnya.

Meski begitu, menurutnya, shock culture atau jet lag yang kerap dialami rombongan tamu yang ia bawa hanya bersifat sementara. Pasalnya, setiap orang tentu membutuhkan penyesuaian saat pertama kali berkunjung ke suatu negara.

“Pertama mungkin dalam perjalanan udah capek, tapi mereka dengan exitednya itu kepengen tau, apa sih kegiatannya, jadi dipaksa paksain sih mereka. Tapi shock culture nya akan tertutup dengan beberapa destinasi yang kita kunjungi,” tuturnya.

“Jadi mau dibilang shock culture apa nggak sih ya nggak ada yah. Mereka udah happy aja sih bawaannya,” lanjutnya.

Meski begitu, tak bisa dipungkiri, salah satu shock culture yang sulit dihindari saat berkunjung ke suatu negara adalah masalah ketidakcocokan makanan. Apalagi, ia merupakan salah seorang yang cukup ‘picky’ dalam hal memilih makanan.

“Mungkin yang agak menjadi masalah, makanan kali ya. Salah satunya di Rusia kayaknya. Pokoknya buat aku nggak masuk deh. Kalau aku lagi tour ke Rusia aku pasti bawa buatan istri, hehe,” katanya.

“Jadi kayak ada cream soup gitu, nggak kena di taste aku deh, karena aku juga picky untuk makanan. Kalau makanan aku emang agak agak milih deh. Tetep lah nomor satu tetap Indonesia,” ungkapnya lagi.

Selain harus beradaptasi dengan makanan di beberapa negara yang ia kunjungi, Donny juga mengaku harus menyesuaikan diri dalam hal cuaca. Meski begitu, menghadapi perubahan dan perbedaan cuaca di beberapa negara menurutnya bukanlah sebuah kendala.

“Pada prinsipnya kalau mengenai cuaca tergantung nih. Sekarang kan lagi global warming ya. Jadi tuh cuaca kayanya lagi bener-bener berantakan tuh. Kadang di bulan April kita udah masuk musim spring, tapi masih ada salju di beberapa kota. Ya kalah masalah musim kalau kedinginan ya tinggal minum kopi atau minuman panas,” jelasnya.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Women lainnya