Filosofi Cethik Geni di Kediaman Erina Gudono Pagi ini Sebelum Siraman

PAGI ini, Jumat, 9 Desember 2022, tradisi cethik geni akan dilaksanakan di kediaman Erina Gudono di Dusun Purwosari RT 03/ RW 59, Desa Sinduadi, Kecamatan Mlati, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Ini merupakan rangkaian prosesi pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono. 

Tradisi cethik geni adalah pertanda dimulainya upacara adat Jawa jelang pernikahan. Tradisi tersebut memiliki makna filosofi yang sangat dalam.

Menurut keterangan Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM, secara harfiah cethik geni adalah memantik api. Nah, secara filosofi, cethik geni dapat diartikan menyalakan api kehidupan dan api penghidupan masyarakat.

Lebih lanjut, Anjas Larasati, panitia acara, menjelaskan bahwa cethik geni dilakukan sebagai penanda dimulainya hajat pernikahan pertama kali dalam keluarga Erina Gudono.

Jadi, saat cethik geni pemangku hajat (keluarga Erina) akan memasak dalam jumlah besar untuk menjamu semua tamu.

"Geni itu kan api, jadi nyetik api gitu. Filosofinya, menandakan upacara hajat mantu pisanan. Pisanan itu yang pertama perempuan," kata Anjas pada awak media, belum lama ini.

Tradisi ini sudah ada sejak dulu kala. Konon, untuk membuat api di zaman dulu, tidak semudah sekarang. Dulu, membuat api itu pakai batu yang dipercik-percikkan ke batu lain di atas serutan kayu atau daun kering.

Nah, lanjut Anjas, filosofi itu yang akan diangkat dari acara tradisi cethik geni ini. Tradisi cethik geni sendiri akan dilakukan sebelum prosesi siraman.

Agar semakin kental akan adat budayanya, dalam tradisi cethik geni bakal dipajang beberapa alat dapur yang terbuat dari tanah liat dan perunggu. Dapurnya sendiri terbuat dari anyaman bambu.

Jadi, nanti ibunda atau pihak keluarga ayah dari Erina akan menghidupkan api tungku untuk memasak nasi di dapur tersebut. Prosesi ini juga menyimbolkan hajatan dimulai.

(Helmi Ade Saputra)