Di antaranya menyusun Rencana Aksi Nasional (RAN) Wisata Medis dan Wisata Kebugaran Indonesia; mendukung dan mendorong rumah sakit maupun klinik yang secara eksisting telah ada di Bali untuk bisa mendapatkan SK Menkes sebagai fasilitas layanan kesehatan wisata medis; mendukung program KemenBUMN yang saat ini tengah mengembangkan KEK Kesehatan di Sanur.
"Serta sebagai quick win kami mengimbau pemerintah daerah masing-masing untuk dapat membentuk badan entitas kolaboratif yang berfungsi untuk mengkoordinasi, mengadvokasi, dan mengeksekusi kebijakan dan program-program yang dibutuhkan dalam rangka pengembangan wisata kesehatan di wilayahnya," papar Sandi.
Untuk KEK Sanur sendiri, lanjutnya, akan ada beberapa fasilitas kesehatan termasuk rumah sakit yang akan dikembangkan.
(Foto: Kemenparekraf)
Tentunya bekerja sama dengan institusi-institusi ternama dari beberapa negara yang sudah maju di bidang kesehatan. Salah satunya adalah Mayo Clinic dan Johns Hopkins University.
“Ini kita harapkan akan mampu untuk menampung lebih banyak peluang, bukan hanya bagi warga negara Indonesia untuk mendapatkan layanan kesehatan yang prima, tapi juga untuk turis dari mancanegara untuk berkunjung ke Bali. Jadi, wisatawan bukan hanya menikmati keindahan alam dan budaya tapi juga merasakan suatu pelayanan kesehatan yang mumpuni,” tuturnya.
"Menteri Kesehatan juga memiliki beragam terobosan seperti mengajak diaspora-diaspora kita, khususnya dokter yang berasal dari Indonesia namun melakukan praktik di luar negeri, dan tentunya yang memiliki keilmuan yang tinggi bisa kembali ke Indonesia memberikan kontribusi kepada pariwisata berbasis kesehatan di Indonesia," demikian Sandi.
(Rizka Diputra)