TERUNGKAP 8 alasan pria melakukan KDRT pada pasangan. Tapi, bagaimana pun kekerasan dalam hubungan tidak bisa ditoleransi sama sekali. Anda perlu sadar bahwa tindakan ini akan selalu terjadi, hanya menunggu waktunya. Jadi, bisa dikatakan pelaku sulit melepas kebiasaan buruknya tersebut.
Hal inilah yang terjadi pada Lesti Kejora dan Rizky Billar. Penyanyi Dangdut ini melaporkan suaminya yang telah melakukan kekerasan rumah tangga.
Berikut 8 alasan pria melakukan KDRT pada pasangan dirangkum dari berbagai sumber:
1. Pria Temperamental
Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) atau dalam istilah asingnya Intimate Partner Violence (IPV) adalah masalah kesehatan yang sudah menyebar di berbagai lapisan masyarakat.
Alasan pria melakukan KDRT pada pasangan karena memiliki sifat tempramental dan mudah marah. Ia sulit mengendalikan emosi yang buruk sehingga melampiaskan emosinya kepada pasangan
2. Pernah Alami Kekerasan
Mayoritas laki-laki pernah alami kekerasan saat kecil. Salah satunya pernah mengalami pemerkosaan. Meskipun tidak sebanyak pemerkosaan terhadap wanita, beberapa pria juga melakukan pemerkosaan terhadap pria lain. Hal ini memunculkan sifat kekerasan dalam rumah tangga
3. Mencintai Secara Obsesif
Jatuh cinta dengan obsesi akan cinta merupakan dua bentuk yang jauh berbeda. Perasaan cinta yang diikuti rasa obsesi menimbulkan kecemburuan dan keinginan untuk mengendalikan.
4.Manipulatif
Ketika terjadi konflik wanita seolah dibuat menjadi seseorang yang paling bersalah dalam hubungan. Pria selalu ingin menang ketika berargumen dan akan membalikan fakta membuat wanita merasa paling bersalah.
5. Perselingkuhan
KDRT bisa dipicu karena pria ketahuan berselingkuh. Ia merasa tidak aman karena pasangannya mengetahui perbuatan buruknya.
6. Merasa Memiliki Hak Melakukan Kekerasan
Tidak ada alasan pasti, pria hanya merasa diri mereka pantas melakukan tindakan kekerasan kepada pasangan.
7. Wanita Terlalu Lemah
Karena menganggap wanitanya lemah dan tidak bisa berbuat apa-apa, pria akan leluasa melakukan kekerasan. Mereka memiliki kesenangan sendiri dengan cara melukai pasangan dan menjadikan pasangan sebagai tempat meluapkan emosi.
8. Hormon
Hormon testosteron melonjak ketika pria berada dalam situasi kompetitif atau menantang dengan pria lain, namun hanya di antara pria dengan riwayat kekerasan yang kita lihat peningkatan hormon ini menghasilkan kekerasan. Tentunya kadar hormon berlebihan memicu kekerasan.
(RIN)
(Rani Hardjanti)