LULU Lugiyati diyakini sebagai wanita pertama di Indonesia yang menjadi pilot. Lahir di Kuningan, Jawa Barat, pada 25 November 1941, Lulu merupakan penerbang pesawat TNI Angkatan Udara.
Zaman sekarang pilot wanita bukan hal langka lagi di Indonesia, mengingat sudah ada sejumlah perempuan yang jadi penerbang. Hal ini tak lepas dari sosok Lulu Lugiyati yang menginspirasi banyak wanita untuk mengikuti jejaknya menjadi pilot.
BACA JUGA:6 Rahasia Pilot yang Tak Diketahui Banyak Orang, Ada Kamar Khusus Bareng Pramugari
Lulu Lugiyati memulai karirnya di TNI Angkatan Udara pada 1963. Dia pernah kuliah di Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran.
Lalu secara tidak sengaja ia menemukan informasi pendaftaran sekolah WARA atau Wanita Angkatan Udara dari potongan surat kabar yang tertempel di dinding kampusnya di Jalan Braga, Kota Bandung. Lulu pun memutuskan mendaftarkan diri ke sekolah tersebut.
BACA JUGA:Ternyata Ini Alasan Pilot Lebih Memilih Terbang dengan Pesawat Penumpang ketimbang Kargo
Ia langsung diterima bersama dengan 30 anggota yang lain. Lulu Lugiyati menjalani pendidikannya di Kaliurang, Yogyakarta, mulai April hingga Agustus 1963.
Selama lima bulan mereka harus menjalani pendidikan dasar sebelum akhirnya dilantik menjadi Letnan Satu dan Letnan Dua, tergantung dari tingkat sarjana yang mereka miliki saat mendaftar. Lulu sendiri lulus dengan pangkat Letnan Satu pada saat itu.
Perjalanannya tidak berhenti disitu saja. Setelah menuntaskan pendidikan dasar, tiga orang WARA terbaik dipanggil untuk mengikuti pendidikan Sekolah Penerbangan. Dari situ, hanya ada dua orang yang lulus.
Orang tersebut adalah Lulu Lugiyati dan rekannya, Herdini Suryanto. Kedua pilot tersebut menjadi sosok pilot wanita pertama di Indonesai yang kemudian bergabung bersama TNI AU.
Selama berkarir di dunia penerbangan militer, Lulu dan rekannya pernah terlibat dalam beberapa operasi militer. Lulu pernah diterjunkan pada konfrontasi Indonesia-Malaysia tahun 1964 dan juga ikut dalam misi menebar selebaran propaganda anti Inggris. (sal)
(Salman Mardira)