Beberapa, faktor resiko gangguan kepribadian ganda yakni kecelakaan, bencana alam, pelecahan seksual, tindakan kekerasan. Sebagai upaya mengatasi peristiwa traumatis yang dialami, secara tidak sadar, otak pengidap kepribadian ganda berusaha untuk memisahkan memori buruk itu dengan kehidupan normal sehari-hari, yang dalam istilah medis disebut dengan disosiasi. Mekanisme inilah yang menimbulkan gejala kepribadian ganda.
DID juga bisa terjadi ketika ada pengabaian atau pelecehan emosional yang terus menerus, meski tidak ada pelecehan fisik atau seksual.
Tidak ada ada cara untuk mencegah DID. Namun, mengidentifikasi tanda-tandanya sedini mungkin dan mencari pengobatan dapat membantu mengelola gejalanya.
Orang tua, dan orang terdekat perlu memperhatikan tanda-tanda pada anak kecil. Perawatan juga dapat membantu mengidentifikasi pemicu yang menyebabkan perubahan kepribadian atau identitas termasuk stres atau penyalahgunaan zat.
Selain itu, mengelola stres dan menghindari obat-obatan dan alkohol dapat membantu mengurangi frekuensi perubahan yang berbeda yang mengendalikan perilaku.
Demikian pemahaman terkait gangguan kepribadian ganda (DID) yang perlu dipahami dan diwaspadai.
(RIN)
(Rani Hardjanti)