FESTIVAL Awa Odori Jepang merupakan salah satu event tari terbesar dan paling terkenal di Negeri Sakura. Festival ini biasanya diadakan saat musim panas pada pertengahan Agustus, guna menandai periode Obon, periode yang diyakini jiwa-jiwa para leluhur yang telah tiada kembali ke dunia.
Melansir dari Japan Guide, Festival Awa Odori berasal dari Kota Tokushima, Provinsi Tokushima, di selatan Pulau Shikoku. Namun, tarian ini juga ditampilkan di beberapa wilayah lainnya di Jepang, seperti di Tokyo.
BACA JUGA: BACA Festival Kanamara Matsuri, Festival Penis Paling Meriah di Jepang
Festival tari Awa Odori sendiri sudah diselenggarakan sejak 400 tahun yang lalu, dan menjadi salah satu dari 3 matsuri terbesar di Shikoku. Tari Awa sering dikatakan berasal dari gerakan tari disertai pengucapan doa agama Buddha.
Penari Awa menari dalam kelompok-kelompok yang disebut ren sambil berpawai di jalan-jalan. Tarian mereka kemudian diiringi lagu populer dari zaman Edo yang berjudul Yoshikono menggunakan alat musik shamisen, perkusi (taiko dan tsuzumi), genta (kane), dan flute (yokobue).
Pada siang hari, tarian terkendali yang disebut Nagashi dilakukan, tetapi pada malam hari para penari beralih ke tarian hiruk pikuk yang disebut Zomeki. Seperti yang disarankan oleh lirik nyanyinya, penonton akan didorong untuk bergabung dengan tarian.
BACA JUGA: Ragam Tradisi Unik Waisak di Dunia, Warna-Warni Lampion Hiasi Langit
Para wanita mengenakan jubah katun yang disebut yukata dan topi anyaman (amigasa) yang hampir menutupi wajah bagian atas, serta alas kaki yang digunakan adalah sandal dari kayu yang disebut geta. Sementara para pria mengenakan setelan happi (hanten) dengan celana pendek disebut Hanten Odori (tari hanten).
Pria bisa juga mengenakan yukata dengan kain yukata di bagian kaki diangkat ke bagian pinggang, sehingga celana pendek yang dikenakan terlihat. Bila mengenakan yukata, maka tarian tersebut disebut Yukata Odori (tari Yukata). Biasanya, para pria menggunakan uchiwa berupa kipas bundar dan tenugui atau sapu tangan panjang sebagai perlengkapan menari mereka.
Pria dan wanita menari dalam gaya yang berbeda. Penari wanita menari dengan posisi tubuh tegak dan tangan yang digerak-gerakkan di atas kepala. Sementara para pria menari dengan pinggul direndahkan, serta gerakan tangan dan kaki yang dinamis.
Kelompok-kelompok menari melalui area penonton yang ditunjuk (enbujo) saat festival berlangsung. Meskipun langkah tariannya sederhana, ren membedakan diri mereka dengan variasi yang sulit dan seragam yang berwarna-warni.
Pada awal tarian dan seterusnya, seorang penari akan meneriakkan "Yattosa!" dengan yang lain menjawab "A, yatto, yatto!". Hal ini diyakini berasal dari istilah dialek Nagoya "Yattokame" yang berarti "Sudah lama, apa kabar?"
Di distrik Suginami-ku, Tokyo, tari Awa diselenggarakan kuil Koenji bersama pusat perbelanjaan di dekatnya. Pengunjung yang ingin ikut berpartisipasi dalam Awa Odori di Tokushima diperbolehkan bergabung dengan kelompok Niwaka Ren, tanpa perlu mendaftar dan tidak dipungut biaya. Kepopuleran Awa Odori telah menyebar di seluruh Jepang dan festIvalnya telah diadakan dimana-mana pada musim panas. (sal)
(Rizka Diputra)