Melihat Tradisi Bagi-Bagi Bubur Samin Khas Ramadan di Solo, Begini Sejarahnya

Antara, Jurnalis
Minggu 10 April 2022 06:00 WIB
Bagi-bagi bubur Samin Banjar di halaman Masjid Darussalam, Solo, Jawa Tengah (Antara/Maulana Surya)
Share :

Dimulai oleh perantau

Tradisi pembagian bubur samin pada bulan puasa dimulai oleh para perantau asal Banjar, Kalimantan Selatan, di wilayah Solo sekitar tahun 1980.

Para perantau Banjar yang tinggal di daerah Jayengan membangun langgar yang kemudian menjadi Masjid Darussalam.

Bagian dari budaya dan kuliner Banjar pun kemudian berkembang di daerah permukiman perantau Banjar di Solo.

Kerinduan terhadap kampung halaman mendorong para perantau dari Banjar untuk membuat bubur samin bersama guna memperkuat tali persaudaraan masyarakat Banjar di perantauan.

Kebiasaan tersebut kemudian berkembang menjadi tradisi pembagian bubur samin gratis kepada warga pada bulan puasa. Warga dari daerah lain pun selanjutnya menjadi penasaran ingin mencicipi bubur khas Banjar yang beraroma sedap itu.

Tradisi pembagian bubur samin pada bulan puasa tetap dipertahankan setelah sebagian dari warga asal Banjar yang merantau ke Solo dan keturunan mereka berpencar untuk mencari rezeki ke daerah-daerah yang lain seperti Karanganyar, Sragen, Boyolali, Sukoharjo, dan Semarang.

 

Kalaupun tidak bisa selalu ikut memasak atau sekadar mencicipi bubur samin secara langsung, perantau asal Banjar maupun keturunan mereka menyumbangkan dana untuk kegiatan pembagian bubur samin gratis pada Bulan Ramadhan di Masjid Darussalam.

"Kalau anggaran (dana untuk pembuatan bubur samin) ini dari simpatisan Masjid Darussalam, jamaah, ada dari luar kota, termasuk yang tinggal di Banjarmasin hingga Singapura, mereka bersedekah," kata Nurcholis.

Wakil Ketua Takmir Masjid Darussalam itu berharap tradisi pembagian bubur samin Banjar bisa lestari, apalagi sekarang tradisi itu sudah menjadi salah satu daya tarik wisata religi pada Bulan Ramadhan.

"Kami hanya ingin berbagi dengan masyarakat," katanya.

Saat ini tradisi pembagian bubur samin tidak hanya menjadi pengobat rindu para perantau terhadap kampung halaman, tetapi juga menjadi simbol toleransi antar-umat beragama.

Warga dengan berbagai latar belakang suku dan agama bisa ikut mengantre untuk mendapat bubur samin gratis dari panitia di Masjid Darussalam. Mereka bisa datang ke masjid untuk bersama-sama menikmati bubur samin tanpa harus memberitahukan identitas maupun agama.

(Salman Mardira)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya