KELUARGA merupakan suatu sistem pendukung yang terbaik. Pasalnya, setiap anggota keluarga sejatinya akan saling menjaga, memberikan dukungan dalam segala kondisi.
Misalnya, saat salah satu anggota keluarga sedang mengalami masalah, tentunya anggota keluarga lainnya seperti ayah, ibu, kakak, atau adik senantiasa akan mendukung dan mendampingi melewati permasalahan tersebut.
Orangtua diharapkan berperan sebagai coach yang mengarahkan dan memfasilitasi anak dalam meraih masa depannya. Disamping itu, dengan tidak melupakan bahwa sang anak juga merupakan seorang individu yang utuh.
Psikolog dari Siloam Hospitals Lippo Cikarang, Rachel Chalista FD. Hersa mengatakan, secara dinamika bisa digambarkan bahwa di dalam setiap keluarga pasti akan terjadi atau timbul konflik yang tidak bisa dihindari. Namun pada saat seseorang menyadari bagaimana solusi tidak harus segera tuntas saat itu, maka konflik akan dapat lebih cepat tertangani dan memberikan rasa nyaman oleh pihak yang berkonflik, setiap pihak akan merasa tidak dibawah tekanan atau paksaan harus menyelesaikan konflik saat itu.
Namun, ujar Rachel, seiring waktu berjalan untuk sama-sama berpikir jalan keluar yang terbaik baik permasalahan yang menyebabkan konflik tersebut, baik antara suami istri, ataupun orangtua dan anak. Dengan demikian setiap anggota keluarga akan merasa nyaman menjadi pribadinya yang memiliki tujuan yang satu dalam sebuah keluarga.
"Dalam hal masalah konflik komunikasi antara suami istri harus disadari bahwa sebenarnya masalah itu tidak harus selesai semuanya, tapi setidaknya kita bisa menanganinya," ujar Rachel.
Melanjutkan edukasinya, Rachel menambahkan, pada saat sang anak dapat menyerap cara berkomunikasi kepada orang tuanya dan nyaman di dalam dirinya, maka itu akan menjadikan dia paham bagaimana cara berkomunikasi.
Ketika anak merasakan kenyamanan berkomunikasi kepada orangtuanya maka anak itu akan menerapkannya di lingkungan sekolah.
"Dalam hal ini orang tua sebagai coach harus memberikan ruang gerak dan ruang untuk menampilkan ide-idenya agar dapat diterapkan serta diaplikasikan pada sang anak," tutur Rachel.
BACA JUGA:Suami Istri Dianiaya Tetangga Malah Dijadikan Tersangka, Kok Bisa?
"Untuk itu kita harus dapat menciptakan rasa nyaman terlebih dahulu di dalam komunikasi. Karena dalam menjalin relasi harus disertai dengan komunikasi yang baik dan nyaman," imbuh Rachel mengingatkan.
(Dyah Ratna Meta Novia)