“Pas umur 16 tahun itu aku diam-diam pergi ke psikiater karena aku merasa something is wrong with me” tutur Devina
“Jadi kamu sendiri yang berinisiatif untuk ke psikiater?” tanya Gritte.
“Iya, singkat cerita pokoknya aku didiagnosa memiliki PTSD sama anxiety disorder. Tapi aku perginya sendiri, gak ada yang tahu karena pas itu keadaan rumah itu benar-benar buruk banget” ujar Devina.
Setelah akhirnya diketahui memiliki gangguan kejiwaan bipolar, psikiater pun akhirnya menyarankan Devina dan kakaknya untuk terapi keluarga. Gritte pun menyadari bahwa bullying yang terjadi pada masa kecil dapat berdampak sangat buruk untuk kejiwaan seseorang.
“Jadi dampaknya juga besar ya dari bully sampai ke orangnya, sampai ke keluarganya, ini juga berpengaruh sangat besar. Kalau aku boleh tanya nih, kamu dendam gak sama orang yang bully koko kamu dulu?” tanya Gritte.
“Aku bisa bilang gak dendam tapi bisa juga bilang dendam. Karena kalau mereka gak gitu dulu, kalau gurunya gak gitu dulu, mungkin abangku sekarang malah jadi punya anak, punya istri, punya keluarga yang harmonis” tutur Devina.