Hal serupa juga disampaikan ahli nutrisi dari New York Sarah Rueven. Seperti dikutip dari New York Times, ia menilai tren tersebut membuat kandungan madu menjadi berbahaya bagi tubuh.
Hal tersebut karena para pelaku tren itu menggunakan madu dalam jumlah yang banyak dan melebihi batasan kebutuhan dan kewajaran yang bisa diterima oleh tubuh manusia.
Baca juga: Tertulis di Alquran, 2 Bahan Alami Ini Ampuh Jaga Kesehatan Tubuh Manusia
"Saat kamu mengonsumsi madu dalam periode yang panjang dan banyak. Itu justru jadi tidak sehat. Itu bisa mengarah pada masalah berat badan hingga membahayakan kesehatan gigi," ujarnya.
Orang-orang sebenarnya bisa tetap aman mencoba tren ini, tapi tentunya madu yang digunakan harus dalam jumlah yang sedikit atau yang bisa diterima dan sesuai kebutuhannya oleh tubuh.
Madu dan Efeknya
Masyarakat mengetahui madu merupakan bahan alami yang menjadi pemanis yang memiliki segudang manfaat jika dikonsumsi dan dikelola dengan baik. Mulai meningkatkan kesehatan jantung hingga menjaga kadar antioksidan di dalam tubuh.
Namun selayaknya sesuatu jika dikonsumsi berlebihan, maka madu pun yang digunakan berlebihan menjadi tidak efektif dan justru berbahaya bagi orang yang mengonsumsinya. Hal itu disebabkan madu mengandung banyak gula dan juga kalori yang jika berlebih tentu anda tahu bisa berbahaya bagi tubuh.
Baca juga: Keracunan Makanan, Coba Konsumsi 5 Makanan Ini Sebagai Pertolongan Pertama
Dalam panduan "Diet Sehat untuk Warga Amerika 2020–2025", orang dewasa hanya dianjurkan mengonsumsi gula dengan persentase 10 persen dari seluruh kebutuhan kalori harian.
Ahli nutrisi Amanda Izquierdo pun mencontohkan misalnya untuk orang yang memiliki kebutuhan kalori 2.000 kalori per hari, maka ukuran madu yang boleh dikonsumsi hanya sebanyak 4 sendok makan.
"Sementara tren yang berlaku di media sosial, orang-orang itu mengonsumsi madu melebihi kebutuhan harian mereka," katanya.