Oleh karena itu, pasien tetap harus minum obat rutin hingga sembuh. Kepatuhan minum obat juga membantu mencegah resistan obat yang membuat pengobatan lebih lama dan berpotensi menularkan kepada yang kontak. Di sisi lain, pelayanan tuberkulosis pun diupayakan tidak berhenti walau di masa pandemi.
"TBC di masa Covid-19, pasiennya harus tetap minum obat. Kelompok yang rentan tolong jangan diabaikan khususnya anak-anak, ibu hamil, lansia, pasien dengan komorbid karena tetap perlu ditanggulangi TBC-nya juga," kata Tiara.
Tetapi, mengingat adanya penyesuaian di masa pandemi ini terkait logistik, maka ada relaksasi dalam pengambilan obat. Tiara membolehkan obat diambil dari yang semula seminggu sekali menjadi dua minggu sekali.
Selain itu, demi pencegahan, orang yang sehat disarankan tetap menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti mengonsumsi makanan bergizi seimbang, berolahraga rutin, rajin mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun.
Selain itu, pastikan rumah mendapatkan sinar Matahari dan ventilasi udara memadai, memakai masker serta menerapkan etika batuk yang benar. "Penting tetap ada edukasi untuk pencegahan TBC di masa pandemi Covid-19 ini," demikian tutur Tiara.
(Martin Bagya Kertiyasa)