Kota-Kota di Dunia Mulai Bangun Hutan Urban, Memperbanyak Ruang Hijau

Agregasi VOA, Jurnalis
Jum'at 06 Agustus 2021 10:02 WIB
Pertanian perkotaan Rooftop Republic di Hong Kong (emag.agriexpo.online)
Share :

DI BERBAGAI penjuru dunia, kota-kota mulai berubah, dari yang semula terlihat abu-abu berselimutkan asap dan polusi, menjadi hijau, ramah lingkungan. Prakarsa seperti pertanian urban atau penanaman massal pohon menyebar luas. Dapatkah ruang hijau ini mengubah kehidupan urban?

Di sebuah kompleks gedung di kawasan Brooklyn, New York, Amerika Serikat tepatnya di lantai sembilan, terdapat salah satu pertanian atap gedung (rooftop farm) terbesar di dunia.

Gwen Schantz, salah seorang pendiri sekaligus Direktur Kreatif Brooklyn Grange, mengatakan, "Ada desain urban berpuluh-puluh tahun di mana tujuannya adalah untuk meratakan semuanya, membuat semuanya sangat bersih dan menutupinya dengan beton. Sekarang kita ketahui ini menjadi masalah, karena tidak efektif dalam hal pengelolaan air hujan, dalam hal manajemen kesehatan manusia.”

Baca juga: New York Cabut Pembatasan Covid, Warga Berpesta Nyalakan Kembang Api

Schantz menambahkan, sekarang ini orang-orang mulai menaruh tanah di alas beton gedung-gedung, menanam berbagai tumbuhan dan ini membantu warga terhubung kembali dengan alam.

Ilustrasi tanaman (Freepik)

Atap seluas 22 ribu meter persegi itu dapat menghasilkan 45 ton sayuran organik setiap tahun.

Schantz dan teman-temannya yang bercita-cita ingin menjadi petani yang tetap tinggal di kota akhirnya bercocok tanam di atap gedung. Bertani di ketinggian ternyata memberi manfaat lingkungan dan sosial, katanya.

Schantz menambahkan, "Atap yang hijau seperti milik kami ini benar-benar berdampak positif pada limpasan hujan dan saluran air lokal. Ini juga menyejukkan dan membersihkan udara. Setiap kali kita bercocok tanam di kota, ini akan membantu memperbaiki kualitas udara.”

Manfaat lainnya juga dirasakan pada lantai-lantai di bawahnya. Pertanian di rooftop itu melindungi atap dan bangunan itu sendiri dari panasnya sinar matahari maupun dari cuaca dingin, kata Schantz.

Akan tetapi bercocok tanam di atap gedung tidak selalu mudah. Ada batasan berat tanaman maupun tanah yang dapat ditambahkan di atap itu. Schantz dan rekan-rekannya menaruh tanah dengan ketinggian sekitar 30 centimeter. Banyak jenis sayuran yang ditanam dengan kondisi ini, tetapi ini juga berarti penyiraman harus lebih sering dilakukan.

Di Hong Kong, satu dari 60 pertanian vertikal terletak pada ketinggian 150 meter, di puncak gedung Bank of America Tower.

Baca juga: Fakta Kotornya Stasiun MRT New York, dari Kotoran Manusia hingga Darah

Andrew Tsui, salah seorang pendiri Rooftop Republic, mengemukakan, pertanian vertikal berpotensi melipatgandakan pasokan ruang atau lahan untuk bercocok tanam tanaman pangan.

"Apa yang kami amati adalah bagaimana cara mengidentifikasi ruang-ruang yang kurang dimanfaatkan atau ruang kosong di kota dan kemudian menggerakkan orang-orang untuk belajar mengenai makanan, memahami bagaimana membangun kembali hubungan dengan sumber makanan, mengingat kita mulai mencari sumber makanan dari luar dan sangat bergantung pada produksi industri makanan,” jelasnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya