AKSI menolak menggunakan kapas dari Xinjiang oleh beberapa perusahaan brand fashion seperti H&M, Burberry, Nike dan Adidas berbuntut pajang. Aksi yang dilakukan untuk mendukung muslim Uighur tersebut malah berimbas negatif pada produk fashion tersebut.
Pejabat China mengecam sikap perusahaan asing tersebut. Menurut juru bicara pemerintah perusahaan seharusnya tidak boleh membuat langkah gegabah atau masuk ke politik karena akan memicu reaksi keras masyarakat.
Selebritas dan politisi China pun memboikot merek barat, karena pemerintah Beijing menyatakan akan menghukum siapapun yang membuat tuduhan pelanggaran, termasuk perusahaan mode yang memboikot kapas di kawasan itu.
Brand fesyen Inggris, Burberry, adalah salah satu target brand fesyen terkemuka dari sekian brand yang diboikot. Aktor Zhou Dongyu dilaporkan The Guardian telah mengakhiri posisinya sebagai duta merek Burberry. Tidak lama kemudian motif tartan khas Burberry juga dihapus dari video game populer China.
Belakangan, seorang anggota parlemen Hong Kong mengunggah foto dirinya yang dicerca sambil menatap dengan sedih tiga syal Burberry. Dalam unggahannya, politisi itu menyatakan berjanji untuk tidak memakai ketiga syal itu lagi.
Selain Burberry, perusahaan pakaian ritel asal Swedia, H&M, dihapus dari internet berbahasa Mandarin dalam semalam, tokonya dihapus dari peta, aplikasi ride-hailing dan aplikasinya dihapus dari toko online. Produk-produk H&M hilang dari pasar online China.
China menjatuhkan sanksi pada anggota parlemen Inggris, pengacara dan akademisi dalam kasus perselisihan Xinjiang. Wilayah Xinjiang memproduksi lebih dari seperlima kapas dunia dan lebih dari empat perlima kapas di China, tetapi ada tuduhan pelanggaran hak asasi manusia dalam produksi termasuk kerja paksa orang Uighur dan orang minoritas Muslim Turki lainnya.
Keprihatinan yang meningkat tentang praktik-praktik pelecehan, yang dikemukakan oleh para juru kampanye, konsumen, dan pejabat di barat, mengarah pada janji bahwa praktik tersebut akan dihapus dari rantai pasokan.