"Dinas telah mewanti-wanti para perajin tetap mematuhi protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19. Justru dengan penerapan prokes ini, pengunjung bisa merasa lebih aman," kata Sucipto.
Ia menjelaskan momentum liburan keagamaan dan sekolah selalu menjadi masa puncak atau peak season penjualan produk kerajinan kulit. Yakni liburan sekolah, lebaran, natal, dan tahun baru.
Hal ini tentu menjadi kelegaan tersendiri bagi para perajin setelah selama tahun 2020 terjadi kelesuan berbagai sektor akibat pandemi, termasuk sektor pariwisata dan perdagangan.
Adapun yang laris diburu wisatawan utamanya barang kerajinan yang bisa digunakan saat merayakan Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah mendatang.
"Seperti produk sepatu kulit, tas, jaket, dan pernik-pernik dari kulit," tandasnya.
(Rizka Diputra)