Selain itu, ia juga mengatakan pihaknya sudah menyiapkan posko-posko COVID-19, namun jika posko ini dapat dikoordinasikan dengan pihak penyelenggara event, maka akan jauh lebih baik dan bermanfaat.
“Manakala jika pelaksanaan event tersebut ditemukan peserta yang ternyata positif, bisa langsung dilakukan tracing. Dengan demikian maka kegiatan event bisa berlangsung dengan baik dan langkah-langkah untuk menekan laju penyebaran COVID-19 juga tetap bisa diterapkan,” kata Listyo.
Pada prinsipnya, ia mengatakan akan mendukung seluruh program yang disiapkan oleh Kemenparekraf dan teman-teman pelaku event dan MICE. Dengan catatan baik pihak penyelenggara dan peserta event dan MICE harus betul-betul menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin.
Sementara, Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito menjelaskan berdasarkan peta risiko penularan COVID-19 di industri kesenian, hiburan, rekreasi, penyedia akomodasi, makan dan minum tergolong sangat tinggi karena interaksi yang dilakukan cukup intens, tapi jika melihat dampak ekonomi yang dihasilkan juga sangat signifikan.
“Maka dari itu, kalau kita ingin membuka aktivitas dengan risiko yang cukup tinggi dan dampak yang tinggi, tentunya perlu persiapan yang kuat dan matang,” ujar Prof. Wiku
Ia menyampaikan pentingnya menciptakan lingkungan masyarakat yang produktif dan aman dari COVID-19. Jangan sampai produktif namun tidak aman, atau aman tapi tidak produktif sama sekali. Untuk itu ada tahapan dalam menciptakan lingkungan tersebut, yaitu mulai dari pra-kondisi, timing, injuritas, koordinasi dengan pusat daerah, hingga monitoring dan evaluasi.
“Untuk itu, jika ingin aktivitas industri event dan MICE digeliatkan kembali. Kita perlu melakukan tahapan tersebut. Semoga ini bisa menjadi langkah kita bersama untuk ekonomi Indonesia bisa bangkit dengan tetap aman COVID-19,” katanya.
(Salman Mardira)