Pembabatan hutan tak berhenti dilakukan meski setelah Mbah Wonoyudho wafat. Wilayah pemukiman dan areal persawahan diperluas lagi hingga menyentuh hutan di sebelah timur agak ke selatan Dusun Pacar.
Dalam proses pembabatan ditemukan banyak pohon Soko di area tersebut. Maka Wiroyudho dan saudara-saudaranya yang mengerjakan pembabatan hutan setuju untuk memberi nama daerah itu Dukuh Soko.
Pemilihan Lurah dan Kepala Desa
Pimpinan desa pertama kali dijabat oleh Mbah Konde pada zaman penjajahan Belanda. Dalam masa jabatannya beliau berhasil mendirikan bangunan balai desa megah menyerupai keraton yang sampai sekarang masih kokoh berdiri serta bangunan-bangunan penting lainnya.
Baca juga: Sandiaga Uno Gandeng Rusia untuk Kembangkan Wisata Sejarah
Setelah Mbah Konde wafat, Desa Pacarpeluk mengadakan pemilihan lurah yang dikenal dengan istilah Gethok Wuri. Pemilihan ini dilakukan dengan cara pemilih harus berdiri di samping calon lurah yang mereka pilih.
Kemenangan pada pemilihan itu diraih oleh Mbah Kerto Prawiro (Timan). Selama kepemimpinannya banyak kemajuan yang terjadi pada Desa Pacarpeluk.
Di tahun yang sama juga diadakan pemilihan kepala desa dengan calon sebanyak 12 orang. Proses pemilihan ini cukup unik, yaitu pemilih harus memasukkan lidi ke lubang kentongan yang ada di masing-masing calon kepala desa.
(Rizka Diputra)