Orangtua yang tidak harmonis ternyata memberi dampak jangka panjang yang kurang baik pada anak, salah satunya ketakutan menikah. Masalah ini karena trauma yang dialami si anak membuat dia secara tidak langsung berkaca pada apa yang dialami orangtuanya.
Takut menikah juga banyak disebabkan oleh ketidakmauan seseorang untuk berkomitmen. Banyak hal yang membuat sikap ini muncul, salah satunya adalah kekecewaan berlebih dari hubungan sebelumnya. Merasa tidak dihargai juga bisa menjadi pemicu seseorang tidak mau berkomitmen.
Dua masalah ini menjadi sorotan utama Psikolog Meity Arianty saat Okezone menanyakan alasan seseorang takut menikah. Baginya, dua masalah ini membekas dan menjadi hal yang harus diatasi.
Meity menjelaskan, trauma yang dialami seseorang sejatinya bisa diatasi, bisa dengan konseling atau mendapat penanganan psikolog profesional. Dengan mengatasi masalah ini, diharapkan seseorang dapat 'sembuh' dari trauma masa lalunya dan ia tidak memiliki ketakutan akan masa depan, salah satunya pada pernikahan.
"Jika Anda datang ke psikolog, penanganan yang akan diberikan untuk menyembuhkan trauma adalah self healing atau bisa juga dengan forgivenes therapy," katanya, Sabtu (22/2/2020).
Teknik forgivenes therapy dilakukan bukan sesuatu yang berlebihan. Sebab, jika trauma dibiarkan berlarut-larut, ini bisa menjadi penyebab masalah lainnya dan akan membuat hidup seseorang tidak mencapai kebahagiaan maksimalnya.
"Forgivenes therapy dilakukan jika seseorang belum bisa memaafkan masa lalunya dan itu membuat dia cemas akan masa depan, salah satunya menjadi penyebab ia takut untuk menikah," sambung Meity.
Trauma pada pernikahan orangtua juga sangat berpengaruh pada keputusan seseorang untuk menikah atau tidak. Ketika seseorang melihat kejadian yang buruk terkait dengan hubungan orangtuanya, itu berdampak pada ketakutan di masa depan untuk menjalin hubungan yang serius.