Produk makanan dan obat impor selama ini masih merajai pasar Indonesia. Untuk mengurangi ketergantungan tersebut, para peneliti di perguruan tinggi dan institusi penelitian lainnya, sudah banyak melakukan riset dan pengembangan di bidang obat dan makanan.
Sebabnya, dengan adanya riset pengembangan produk tersebut, diklaim mampu menekan ketergantungan kepada produk impor. Pemerintah pun mendorong riset tersebut benar-benar dilakukan agar tidak hanya berakhir di publikasi jurnal ilmiah.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) berupaya memberikan dukungan terhadap hilirisasi hasil penelitian dan pengembangan obat dan makanan. Salah satu upayanya yakni memberikan pendampingan kepada peneliti dan pelaku usaha di bidang obat atau makanan.
Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan, pendampingan tersebut dilakukan untuk mengawal produk inovasi riset segera siap dihilirisasi. Selanjutnya jika memenuhi persyaratan agar cepat memperoleh izin edar.
"Langkah ini menjadi kunci keberhasilan agar para peneliti dan pelaku usaha mendapatkan solusi atas kendala maupun gap. Tentunya dalam rangka percepatan hilirisasi hasil riset,” kata Penny dalam acara Dialog Nasional Sinergitas dalam Hilirisasi Riset Obat, Obat Tradisional, dan Pangan untuk Percepatan Izin di kawasan Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/12/2019).