Kalau bayi menggunakan popok kain, ketika pipis atau buang air kecil, harus segera diganti. Ditambah lagi cucian jadi menumpuk, sehingga para ibu harus ekstra energi mencuci popok segera.
"Kalau pakai popok disposable kelebihannya kan gantinya bisa tunda dulu, 1-2 kali delay pipis, tapi kalau buang air besar ya wajib harus ganti," ucap dr Farabi.
Namun kelemahannya, sambung dr Farabi, karena terlalu asyik beraktivitas, seorang ibu suka lupa mengganti popok disposable. Padahal popoknya sudah penuh, sehingga dapat memicu iritasi.
"Tiap anak diuresis kencing jamnya berbeda. Tergantung berat badan dan konsumsi air per hari. Saking sensitifnya kulit bayi, kalau bersentuhan dengan popok basah jadi iritasi. Kalau kelamaan enggak diganti, bisa infeksi karena terpapar ratusan juta kuman," ungkap dr Farabi.
Kemudian, ketika anaknya sudah beranjak balita, masih keenakan pakai popok, akhirnya anak malas melakukan toilet training. Kebiasaan tersebut rupanya dapat mengganggu perkembangan si kecil lho!