Proses persalinan bisa dilakukan dengan dua cara, normal dan operasi caesar. Pilihan kedua diberikan ketika kondisi ibu atau bayi di dalam kandungan tidak memungkinkan dilahirkan secara normal. Alasan kebanyakan ibu melahirkan secara caesar ialah air ketuban sudah pecah di dalam, bayi terlilit tali pusar, atau kondisi ibu yang sangat lemah.
Menjadi masalah berikutnya ialah si ibu harus 'merawat' luka sayatan di perutnya karena tindakan operasi caesar. Bukan perkara mudah, karena ketika si ibu salah dalam menjaga luka bekas operasi caesar, yang bakal terjadi ialah pembusukan luka.
Di masyarakat Indonesia, ada beberapa saran yang biasanya diajukan ke ibu pasca operasi caesar. Salah satunya adalah penggunaan 'obat China'. Obat ini menjanjikan proses pengeringan bekas luka lebih cepat.
Padahal, kalau dilihat dari sudut pandang medis, penggunaan 'obat China' ini dinilai kurang tepat. Sebab, jika kadar obat terlalu tinggi untuk tubuh si ibu, maka celaka yang akan terjadi.
Selain masalah proses pengeringan bekas jahitan operasi caesar, si ibu juga dihadapkan pada masalah tanda bekas jahitan. Mengenali tanda ini sudah sembuh bukan perkara mudah, karena ketika penilaian keliru, maka proses penyembuhan akan berjalan lebih lama lagi.
Dilansir Okezone dari Live Science, rasa pegal di area perut dan kulit biasa muncul usai ibu melahirkan caesar. Karena kondisi tersebut, ibu akan diberi obat penghilang rasa sakit yang biasanya dikonsumsi selama 2 minggu sesudah tindakan. Beberapa bahkan mengalami rasa gatal di area sayatan.
Selanjutnya, dalam laman CPanty diterangkan, di beberapa kasus pasca operasi caesar, ibu akan mengalami pendarahan selama 4 hingga 6 minggu. Dengan adanya risiko ini, sangat tidak disarankan ibu melakukan hubungan seksual sampai tubuh benar-benar pulih. Selain dilarang melakukan hubungan intim, ibu juga diminta untuk tidak mengangkat beban terlalu berat.