Sembilan tahun bersama, sejak 4 April 2010, tanpa momongan membuat Mawar (bukan nama asli) dan suami kini ikhlas dan pasrah pada Tuhan. Jalan bayi tabung diambil setelah sebelumnya mencoba berbagai cara alternatif untuk bisa memiliki anak tapi gagal.
Tapi, kehendak Tuhan berkata lain, Mawar tetap belum diberikan kepercayaan untuk punya anak. Program bayi tabung yang dia jalani gagal. Seperti apa kisah lengkapnya?
Melalui sambungan telepon dengan Okezone, Mawar secara gamblang menjelaskan kisah hidupnya dalam upaya memiliki anak. Bukan satu atau dua kali usaha ini dia lakukan, tapi sudah banyak cara tapi tetap belum menemui titik terang.
Mawar sadar, anak adalah rezeki. Itu kenapa dia menyerahkan hal tersebut hanya ke Tuhan. Namun, sebagai manusia, sudah tugasnya untuk kemudian berusaha mendapatkan harapan tersebut.
"Banyak cara sudah aku lakukan. Minum jamu, pijat sana dan sini, terapi herbal. Semuanya aku coba. Tapi, ternyata hasilnya nihil. Sampai akhirnya aku beralih ke medis agar apa yang aku usahakan ini ketahuan hasilnya," terang Mawar, beberapa hari lalu.
Dia melanjutkan, usaha dia sebelum ke medis (bayi tabung, Red) dia anggap seperti menunggu ketidakpastian. Ketidakjelasan hasil juga yang membuat dia berpaling ke tindakan medis untuk mendapatkan momongan.
Biaya yang tinggi menjadi kendala di awal program kehamilan cara medis. Namun, Mawar dan suami punya tekad yang bulat untuk bisa memiliki momongan. "Setidaknya kamu tetap berusaha," tegasnya. Sampai akhirnya biaya itu terkumpul.
Program bayi tabung pun dilakukan. Untuk pertama, sambung Mawar, proses yang harus dilakukan adalah pembentukan embrio. Alhamdulillah, proses ini berhasil. Dari tindakan pembentukan embrio, Mawar mendapatkan 4 embrio sempurna yang siap ditanam di rahimnya.
Harapan besar untuk memiliki anak di depan mata. Tindakan penanaman embrio pun dilakukan, namun sayang, embrio pertama tak mampu menempel dengan sempurna di rahim. Ini berarti program bayi tabung yang dijalani Mawar dan suami gagal. Kecewa tentu saja, tapi dia sadar kalau ini semua sudah jalan Tuhan. Ikhlas dan sabar adalah dua hal yang dia lakukan pasca mengetahui kegagalan ini.
"Program bayi tabung ini saya lakukan dua tahun yang lalu dan dokter menyatakan gagal. Embrio tidak berhasil tertanam di rahim. Saya pasrah dan tidak bisa berbuat banyak selain ikhlas. Mungkin Tuhan punya jalan yang lain," terangnya.
Dia melanjutkan, untuk saat ini, 3 embrio yang tersisa kini tersimpan di freezer dan dia berharap program bayi tabung "part 2" bisa dilakukan. Namun, sekali lagi, biaya yang cukup mahal membuatnya mesti menabung terlebih dulu. "Ya, kalau ditanya berapa harganya, bayi tabung aku itu harganya sama dengan satu mobil. Jadi, sekarang fokus saya dan suami ngumpulin duit dulu, membenahi situasi kerjaan, dan tetap berdoa," tambahnya.