“Melihat ke belakang, semuanya adalah bom waktu. Setiap hari saya tidak sarapan dan saat makan siang terasa sangat lapar sehingga saya akan memakan sandwich sosis dan empat atau lima kantong keripik. Tak ketinggalan kantung-kantung permen dan kopi," jelas Ryan.
Setelah peristiwa yang hampir menghilangkan nyawanya, ia menjadi seseorang yang sangat menggilai olahraga. Dia rajin pergi ke gym untuk membakar kalori dan membentuk tubuhnya. Hal itu pula yang kemudian membuat Ryan menjadi seorang personal trainer atau pelatih pribadi.
Terkena serangan jantung jadi pemicu Ryan untuk berubah dan tidak lalai akan pola hidup sehat yang sudah semestinya ia jalani. "Awalnya saya hanya bisa berolahraga selama 15 menit tapi itu membuat ketagihan dan saya berolahraga hingga berjam-jam. Saya tidak pernah mendorong siapa pun untuk berolahraga berlebihan, karena 70 persen perubahan terjadi melalui diet. Tapi saya merasa telah menemukan panggilan saya dan tidak pernah lebih bahagia dengan berolahraga," tandas Ryan.
(Dinno Baskoro)