“Kita undang destinasi-destinasi untuk mengikuti ISTA yang jumlah hadiahnya mencapai Rp1 miliar. Nantinya pemenang akan diumumkan pada 27 September mendatang di Hari Pariwisata Dunia. Dari 4 kriteria, kitta fokus melihat apakah destinasi tersebut melestarikan lingkungannya atau tidak, kedua, melestarikan kebudayaan atau tidak, yang ketiga seberapa sejahtera pendapatan per kapita rakyat di situ, dan lain sebagainya. Keempat bagaimana memanajemen semuanya itu,” tutur Menpar Arief.
Di sisi lain, dirinya juga mengatakan tantangan terbesar destinasi wisata untuk menjadikan daerahnya sustainable tourism. Banyak yang menginginkan cepat mendapat uang tapi melupakan keberlanjutan dari programnya.
“Saya berikan contoh terumbu karang dihancurkan, dijual untuk akuarium. Itu memang mendatangkan uang tapi tidak berkelanjutan, uang yang didapatkan juga jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan satu daerah yang mengembangkan terumbu karangnya dengan baik. Kesejahteraan masyarakatnya jauh lebih baik jika terumbu karang dipelihara, demikian juga dengan ikan-ikan yang digunakan untuk pariwisata, nilainya lebih tinggi dibandingkan dengan ikan dijual,” pungkas Menpar Arief.
(Helmi Ade Saputra)