Menilik Filosofi Patung Gajah Duduk di Kompleks Gua Sunyaragi Cirebon

Fathnur Rohman, Jurnalis
Selasa 19 Maret 2019 18:45 WIB
Patung gajah duduk di Gua Sunyargi di Cirebon (Foto:Rohman)
Share :

Dalam Bahasa Cirebon, patung gajah duduk dan lukisan burung tersebut memiliki pribahasa ‘kuntul umalayang anedaksi, gajah depa tanedaksi’, yang berarti, ‘burung kuntul pergi meninggalkan bekas, gajah tidur tidak meninggalkan bekas’.

Menurut Jajat makna filosofi yang terkandung didalamnya adalah, dua lukisan burung itu adalah simbol putra-putri Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pajajaran, yaitu Pangeran Walang Sungsang serta Nyi Mas Rara Santang, yang memilih pergi dari Pajajaran, dan meninggalkan bekas berupa keturunan serta keraton-keraton Islam. Sedangkan patung gajah duduk, menandakan, jika bekas Kerajaan Pajajaran hingga saat ini tidak diketahui.

 

Terakhir, Jajat menambahkan, sebenarnya alasan mengapa lukisan burung di Gua Sunyaragi berjumlah dua, sedangkan anak Prabu Siliwangi ada 3, karena si bungsu atau yang biasa kita kenal dengan nama Kian Santang itu pergi, untuk membangun sebuah tempat yang sekarang dikenal dengan nama Kota Sumedang. Padahal, dalam babad, ia merupakan pewaris sah tahta Kerajaan Pajajaran.

“Hanya dua yang meninggalkan bekasnya,” pungkasnya.

(Santi Andriani)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya