Nah, sulitnya mengupas kulit durian dianggap sama dengan sulitnya seorang mempelai laki-laki yang hendak melepas perawan istrinya pada malam pertama. Sang mempelai laki-laki yang baru pertama kali melakukan hubungan badan dengan istrinya, tidak memiliki pengalaman yang mumpuni. Selain itu mempelai wanita yang sama sekali belum pernah disentuh, akan merasa takut dan gugup ketika hendak melakukan hubungan suami istri di malam pertama.
Baca Juga: Girls, Perawatan Peremajaan Vagina Ini Harus Diwaspadai
Secara psikologi dan fisik si mempelai wanita sulit untuk ditembus pertahanannya karena baru melakukan hubungan suami istri. Nah, kesulitan inilah yang kemudian membuat istilah belah duren diasosiasikan dengan malam pertama.
Namun seiring berjalannya waktu, perkembangan zaman dan perubahan struktur sosial masyarakat, aktivitas malam pertama tidak lagi menjadi momen yang sakral. Budaya barat yang masuk ke Tanah Air membawa pengaruh negatif bagi generasi muda. Ada oknum sepasang kekasih yang belum resmi menikah, sudah melakukan kegiatan belah duren sebelum waktunya. Ini membuat istilah belah duren kehilangan kesakralannya, dan mulai digunakan di dalam semua aktivitas yang berbau hubungan suami istri. Demikian dilansir dari berbagai sumber.
(Utami Evi Riyani)