"Sebab bagaimanapun anak tersebut membutuhkan penanganan dan akan tumbuh bersama keluarga. Selain itu, ia masih membutuhkan treatment untuk mengoptimalkan apa yang ada. Ingat, penerimaan harus dilakukan seluruh anggota keluarga agar kondisinya menjadi lebih baik dan lebih mudah," tutur Ayoe.
Baca Juga: 40 per 100 Ribu Orang di Indonesia Berisiko Kanker Paru, Kenali Gejalanya
Tak bisa dipungkiri, peran anggota keluarga dalam menghadapi anak yang lahir dengan kondisi langka sangat besar. Mereka bukan hanya sekadar memberi dukungan emosional dan psikologis satu sama lain, tapi juga bisa berbagi peran untuk merawat anak tersebut agar bisa tumbuh dan berkembang seperti anak pada umunya.
"Tahapan acceptance dapat membuat anggota keluarga saling berbagi peran dan bahu-membahu menghadapi kondisi yang lebih menantang di depannya yang tidak dihadapi oleh keluarga lain," pungkas Ayoe.
(Utami Evi Riyani)