Psouni percaya, ayah yang mengalami depresi sering memiliki tekanan eksternal, seperti masalah pekerjaan, dan jika pasangan mereka depresi, risiko depresi mereka meningkat dua kali lipat. Kurang tidur, memiliki anak kembar dan konflik dalam hubungan pun berkontribusi dalam penelitian ini.
Ayah yang depresi akan lebih jarang bermain dan sedikit tersenyum dengan anaknya. Anak-anak pun sangat terpengaruh oleh depresi paternal, dengan penelitian menunjukkan pengukuran kesejahteraan yang lebih buruk dan lebih banyak masalah perilaku pada usia tujuh tahun.
Peningkatan iritabilitas dan kecemasan pada seorang pria di tahun pertama sebagai orangtua, terjadi dalam 12 bulan pertama. Terapi perilaku kognitif dapat membantu, seperti halnya antidepresan.
(Martin Bagya Kertiyasa)