Menurut Pri, yang membiayai pornografi anak di dunia maya kebanyakan adalah orang-orang dari luar negeri. "Predator anak dari luar negeri mengancam anak-anak Indonesia," ujarnya.
Solusinya, dia menambahkan, penguatan diri anak penting dilakukan untuk mencegah dampak buruk dari penggunaan internet.
"Anak harus memahami apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Anak harus mampu memahami dan mendeteksi kemungkinan bahaya yang mengancam, cara menghindari dan mengatasi," kata Pri.
Pri mengatakan, internet memiliki dua sisi, yaitu sisi baik dan sisi buruk. Seringkali sisi buruk itu dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak baik, termasuk yang mengeksploitasi anak.
Menurut Pri, dampak buruk internet merupakan ancaman serius bagi generasi muda Indonesia. Apalagi, Indonesia merupakan negara dengan pengguna media sosial keenam terbesar di dunia.
"Jumlah ponsel sudah lebih banyak dari pada jumlah penduduk. Itu berarti satu orang sudah memiliki lebih dari pada satu ponsel," tuturnya.