Ziarah ke Makam Pangeran Diponegoro
Perjalanan berikutnya saya mengunjungi komplek Makam Pangeran Diponegoro di Jalan Pangeran Diponegoro, Melayu, Kec Makassar, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Kali ini perjalanan saya bersama dengan rombongan Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan, Soni Sumarsono.
Sebelum memasuki kompleks makam, kita disambut oleh pintu gerbang yang terlihat seperti gapura tapi berukuran lebih kecil. Dari pintu gerbang ini kita sudah bisa melihat hamparan makam yang berjumlah 66.
Selanjutnya, rombongan disambut oleh generasi ke-5 Pangeran Diponegoro yang sekaligus juru kunci makam, R Hamzah Diponegoro. Sambil mendampingi Pj Gubernur Soni Sumarsono dan istrinya, Tri Rahayu, Hamzah menjelaskan tentang komplek makam.
"Ini 2 makam yang ukurannya besar berdampingan adalah makam Pangeran Diponegoro dan istri beliau, RA Ratu Ratna Ningsih," jelasnya.
Kemudian, Hamzah sedikit menceritakan kepada Soni Sumarsono dan Tri Rahayu bahwa awalnya tak ada masyarakat yang tahu bila Pangeran Diponegoro sempat diasingkan di Benteng Fort Rotterdam.
Setelah Pangeran Diponegoro meninggal dunia, baru masyarakat mengetahui bila ada Pangeran Diponegoro yang hidup dalam pengasingan selama 21 tahun di Makassar. "Kemudian anak cucunya menikah dengan orang Bugis, setelahnya tinggal di Makassar," ceritanya.
Selanjutnya, selain ada makam Pangeran Diponegoro dan Ratu Ratna Ningsih, kita juga bisa melihat 25 makam dengan ukuran sedang dan 39 makam yang ukuran kecil. Emam di antaranya merupakan makam anak dari Pangeran Diponegoro, sisanya adalah 30 makam cucu, 19 makam cicit dan 9 makam pengikut Pangeran Diponegoro.
Setelah mendengarkan cerita Hamzah, Tri Rahayu menyempatkan diri memberikan air kembang ke makam Pangeran Diponegoro dan Ratu Ratna Ningsih beserta anak-anaknya.
Setelahnya rombongan Penjabat Gubernur Soni Sumarsono menyempatkan diri untuk beribadah Salat Dzuhur di Musala kompleks Makam Pangeran Diponegoro. Kemudian ramah tamah di pendopo yang berada di samping musola.