SIAPA yang tidak ingin menjadi seorang puteri raja? Hal tersebut mungkin menjadi impian setiap gadis kecil hingga mereka beranjak dewasa. Ini bukan hal yang mustahil dan buktinya pun sudah ada.
Meghan Markle, wanita keturunan Amerika yang notabennya tidak memiliki darah bangsawan berhasil menikahi Pangeran Harry beberapa waktu lalu. Bak cerita dongeng, kini Meghan resmi menjadi bagian dari keluarga Kerajaan Inggris dan mendapatkan gelar Her Royal Highness Duchess of Sussex.
Tapi tahukah Anda, di kawasan Asia Tenggara pun kisah bak negeri dongeng ini ternyata benar-benar terjadi? Adalah Matilda Chong, wanita yang lahir dan besar di Singapura itu berhasil mendapatkan gelar putri yang diberikan langsung oleh Keraton Surakarta di Indonesia. Dalam keterangan profil di Instagram @matildachong, ia menuliskan namanya sebagai Kanjeng Ayu Adipati Matilda.
(Baca Juga:Viral Pedagang Semangka Tampan, Ternyata Ini Kisah di Baliknya)
Uniknya, gelar tersebut ia dapatkan tanpa melalui proses pernikahan. Seperti apa kisah Matilda Chong? Yuk simak ulasan lengkapnya, sebagaimana dilansir dari AsiaOne, Selasa (45/6/2018).
Beritahu kami tentang pekerjaan Anda?
Saya direktur eksekutif Lions of Asia group sebuah perusahaan global. Saat ini, saya menjadi ujung tombak salah satu anak perusahaan kami, Luke Alexander. Kami menangani berbagai proyek mulai dari proyek real estate hingga proyek perluasaan bandara, pertambangan batu bara, dan masih banyak lagi. Ini merupakan bisnis keluarga dan saya memulainya setelah lulus dari sekolah bisnis. Saya sudah bekerja untuk ayah saya sejak usia 21 tahun. Saya memulainya dari bawah, duduk di bilik kecil sebagai “eksekutif pemasaran”.
Ceritakan bagaimana Anda diberi geluar “Puteri” oleh Keraton Surakarta?
Ayah saya, Mr. William Marie Chong adalah pendiri Lions of Asia Group dan dia menerima gelarnya sebagai Grand Prince sekitar dua tahun yang lalu. Saya menghadiri upacaranya. Sebagai salah satu perusahaan aktif yang membantu meningkatkan ekonomi Indonesia, saya mulai membangun kerjasama dengan keluarga kerajaan. Akhirnya saya diberi gelar sebagai pengakuan atas kontribusi saya (kepada Indonesia).
(Baca Juga:Curiga Istri Anda Selingkuh? Ini 5 Tips Mengeceknya)
Seperti apa upacara penobatan itu?
Ada banyak kereta kuda, dan semua orang harus mengenakan kebaya tradisional. Orang-orang dari seluruh dunia datang untuk menghadiri upacara penobatan yang berlangsung selama dua hari itu. Perayaannya sangat megah, mewah, dan sarat akan nilai-nilai tradisional. Ini tentu saja sesuai dengan esensi dari kota Solo yang kaya akan warisan budayanya. Selama upacara berlangsung, mereka bahkan mempersembahkan sebuah tarian tradisional Jawa yang dibawakan oleh 17 putri keraton. Kami bergantaian naik ke atas panggung untuk menerima sertifikat. Ada kembang api, dan upacara kemudian dilanjutkan dengan pesta. Itu adalah pengalaman yang sangat unik.
Apakah hidup Anda berubah setelah mendapatkan gelar putri?
Teman-teman saya selalu bercanda tentang hal tersebut. Tapi saya menjalani kehidupan sama seperti biasanya.
Apakah Anda memiliki tanggung jawab sebagai seorang putri?
Sebagai bagian dari tanggung jawab saya sebagai seorang puteri, saya ditugaskan untuk menjadi ujung tombak pada beberapa proyek di bawah perusahaan saya di Solo, Indonesia. Saya harus memastikan seluruh proyek berjalan lancar dan sukses. Perlu diketahui bahwa kami bukan bagian dari partai politik, dan kami harus tetap netral.
Kami tahu Anda berasal dari Singapura. Tapi bisakah setiap warga Singapura mendapatkan gelar bangsawan dari Keraton Surakarta?
Tidak. Bukan sembarangan orang yang bisa mendapatkan gelar ini. Mereka harus mengenal Anda dengan sangat baik. Ada tanggung jawab lain yang harus dilakukan. Anda harus memberikan kontribusi positif baik dari segi ekonomi maupun sosial kepada negara mereka (Indonesia).