JAILOLO merupakan satu dari sekian banyak pulau di Indonesia yang belum terlalu populer di kalangan wisatawan. Padahal, alamnya indah dan adat istiadatnya masih begitu kental.
Salah satu budaya yang masih dipertahankan dan terus diwariskan oleh warganya ialah ritual sigofihohu. Ritual ini merupakan prosesi pencucian kaki yang juga masih dilakukan sebagian masyarakat di luar Jailolo.
"Biasanya ritual sigofihohu ini dilakukan saat ada perkawinan, penjemputan tamu, dan sebagai bentuk cinta dan kasih sayang anak terhadap orangtua," papar pembawa acara Festival Teluk Jailolo 2018, Rabu (2/5/2018).
Baca Juga: Hari Pendidikan Nasional, Kenalan Yuk dengan 4 Guru Cantik Ini
Lebih lanjut, untuk memeriahkan Festival Teluk Jailolo di hari ketiga ini, tradisi sigofihohu atau jowodiodo dalam bahasa daerah Loloda, digelar agar melestarikan kembali tradisi ke masyarakat dan mengenalkannya pada pengunjung yang datang.
"Prosesi sigofihohu yang hampir punah ini, memiliki beberapa kelengkapan sebagai simbol dan makna tersendiri, yaitu air sebagai sumber kehidupan dasar manusia, rumput kano-kano sebagai simbol saling berharap, rumput cinga sebagai simbol saling ingat satu sama lain, daun pisang atau piring wadah air sebagai tanda mengingatkan pesan moral hakikat manusia," imbuhnya.
Ritual yang berlangsung cukup khidmat tersebut diiringi pula dengan musik tradisional Jailolo, berupa gong atau lianga, dan melantunkan dolabololo atau syair sastra lisan, yang membuat anak-anak perempuan dan ibunya terharu. Sigofihohu diikuti oleh anak-anak perempuan setingkat SD dan SMP bersama dengan ibunya.
Ketika mengikuti ritual, ibu memakai pakaian adat atau kebaya, sementara anak perempuannya harus memegang wadah berisi air yang nantinya akan dipakai untuk mencuci kaki ibu. Anak perempuan berlutut dengan rambut tergerai, sementara ibunya duduk di kursi.
Sigofihohu diawali dengan anak perempuan melepas alas kaki ibunya, kemudian dengan perlahan memasukkan kaki ibu ke wadah berisi air yang telah disiapkan. Kaki ibu dibasuh secara perlahan, hingga basah. Setelah itu, kedua kaki ibu dikeringkan menggunakan rambut anak perempuannya. Setelah prosesi ritual berakhir, banyak ibu dan anak yang menangis haru, karena sebagian baru pertama kali mengikuti sigofihohu.
"Terharu, apalagi pesan-pesan dolabololo juga sangat menyentuh," ujar salah satu anak perempuan yang mengikuti ritual.
Baca Juga: Deretan Artis yang Selesaikan Pendidikan S2, Kebanyakan Masih Wanita
Dihari ketiga Festival Teluk Jailolo tidak hanya cukup sampai di situ saja, tapi juga masih ada rangkaian acara lainnya, seperti fun trip ke Pulau Pastofiri yang tidak berpenghuni dan tidak berpasir.