Drolet M, dkk (Lancet Infectious Disease, 2015) meneliti efikasi vaksin HPV terhadap penyakit terkait HPV (infeksi, kutil kelamin, CIN2+) berdasarkan data retrospektif antara 1 Januari 2007-28 Februari 2014. Dilakukan perbandingan insiden atau prevalensi infeksi HPV dan penyakit terkait HPV sebelum dan setelah implementasi program vaksinasi HPV nasional. Laporan ini mewakili >140 juta orang dengan follow up beberapa tahun. “Terjadi penurunan bermakna dalam infeksi HPV, bahkan di negara yang cakupan vaksinasinya rendah (cakupan <50%),” jelasnya. Makin tinggi cakupan imunisasi, makin baik proteksinya.
Adapun studi meta-analisis oleh Garland SM, dkk (Clinical Infectious Disease, 2016) menilai dampak dan efektivitas dari vaksin HPV kuadrivalen selama 10 tahun di 9 negara (Australia, Belgia, Kanada, Denmark, Perancis, Jerman, Selandia Baru, Swedia, AS), berdasarkan 58 publikasi. Hasilnya konsisten: terjadi penurunan bermakna antara lain pada prevalensi infeksi HPV tipe 6, 11, 16 dan 18 pada serviks dan vagina; kutil kelamin; CIN2; dan CIN3.
Tampak penurunan besar di semua negara. “Penurunan prevalensi yang paling besar terlihat pada usia yang lebih muda. Makin muda usia divaksin, makin besar manfaatnya,”papar Prof. Kenneth.
Vaksinasi di usia muda dan dewasa
Vaksin HPV diindikasikan untuk perempuan usia 9-45 tahun. Laki-laki pun boleh mendapat vaksin ini. Vaksin diberikan dalam tiga dosis, dengan jadwal 0-2-6 bulan. “Untuk usia di bawah 14 tahun, cukup dua dosis dengan interval antar dosis enam sampai 12 bulan,” terang dr. Andi. Karenanya, sangat menguntungkan bila vaksinasi dilakukan pada usia anak. Selain biayanya lebih murah, antibodi yang terbentuk lebih baik, dan bisa melindungi sang anak sebelum ia aktif berhubungan seksual.
Tak bisa dipungkiri, masih ada penolakan terhadap vaksin ini, dengan berbagai alasan. Dari segi agama seharusnya tak perlu khawatir karena vaksin ini sudah dinyatakan halal oleh MUI (Majelis Ulama Indonesia). Ada pula yang menolak karena merasa bahwa anak gadis mereka masih jauh dari hubungan seksual.
Prof. Kenneth mengutarakan beberapa alasan pentingnya vaksin HPV diberikan pada anak remaja. “Kita tidak membicarakan soal hubungan seksual. Yang terpenting, vaksin adalah tindakan preventif,” tegasnya. Vaksin HPV sama dengan vaksin lain yang perlu diberikan pada remaja. Menunda vaksinasi bisa menghilangkan kesempatan melindungi anak kita dari penyakit mematikan yang sebenanrya bisa dicegah. Dan tentunya, “Dua dosis lebih mudah daripada tiga dosis.”