Intip Yuk, Mitos Lubang di Masjid Agung Buton yang Bisa Dengarkan Adzan dari Makkah

MENYAMBANGI Buton, Bau-Bau, Sulawesi Tenggara tak lengkap rasanya jika tidak pergi ke Masjid Agung Buton yang fenomenal itu. Di sinilah ada sebuah mitos yang membuat bulu merinding.

Masjid ini sudah dibangun di tahun 1542 oleh Sultan Kaimuddin Khalifatul Khamis. Saat itu, bangunan bukan menjadi tempat ibadah melainkan sebagai tempat pertemuan rahasia. Baru, setelah pergantian jabatan, tempat ini direnovasi hingga menjadi masjid dan masih digunakan hingga saat ini.

Namun, tak sembarangan bisa orang bisa datang ke sini. Jika traveller ingin mencoba datang, pergilah ketika waktu salat berjamaah, dan sudah diizinkan oleh pengurus ataupun imam. Sebab, ini merupakan peninggalan sejarah yang harus dilindungi dan dilestarikan.

Pusat politik di kerajaan buton...... adalah masjidnya.... sebagaimana contoh yang di ambil dari pertamakali terjadinya perluasan wilayah islam di madina....... yang berawal dari masjid #persatuanumat #darimasjid

Sebuah kiriman dibagikan oleh hardy (@hardypip1) pada Jan 10, 2017 pada 4:34 PST

Berdasarkan pengalaman traveller yang pernah ke sana, banyak mitos mengatakan jika di bawah tempat imam salat ada sebuah lubang. Lubang ini katanya bisa mendengarkan suara adzan dari Makkah, dan sudah ada sejak dibangun.

Namun, hingga saat ini belum ada yang mendengarnya. Namanya juga mitos bisa benar atau nyata, meski begitu, masjid ini menjadi andalan warga Buton untuk menjalankan ibadah termasuk ibadah besar seperti Salat Idul Fitri dan Idul Adha.

Selain mitos, bagi Anda yang suka dengan wisata relief atau arsitektur, bangunan ini bisa dijadikan pilihan Anda. Di mana, struktur bangunan identik dengan ibadah umat Islam. Ada 13 lubang dan 13 pilar yang digambarkan sebagai bentuk tubuh manusia. Hadir juga 12 anak tangga yang menggambarkan gerakan salat, dan 99 lingkaran di beduk sesuai dengan Asmaul Husnah.

Masjid kuno tersebut juga berada di kawasan Benteng Keraton Buton, jadi Anda juga bisa menyambangi benteng untuk menghabiskan waktu di sana. Cobalah bertahan hingga malam hari, karena matahari akan terlihat sempurna di balik bangunan-bangunan bersejarah di sini.

(Fiddy Anggriawan )