India Fashion Week, Pesan untuk Dunia

SINDO, Jurnalis
Minggu 22 Maret 2009 11:29 WIB
(indiafashionweek.com)
Share :

PEKAN mode terbesar di India, Wills Lifestyle India Fashion Week (WIFW), kembali dihelat. Seperti pekan mode internasional lainnya, India juga membawa pesan bagi dunia.

Semarak warna yang kerap menghiasi catwalk India kini justru menghilang, digantikan dominasi palet muram di hampir setiap koleksi para desainer. Mereka seolah ingin mengirimkan pesan bahwa resesi global semakin dalam memengaruhi industri mode India.

Namun, bagi dunia fashion, hal tersebut bukan berarti sesuatu yang buruk, malah mengembuskan tren baru akan emotional depression mood yang direpresentasikan melalui warna gelap. "Kita tengah berada di jantung resesi dan itu adalah hal yang fashionable untuk dimanfaatkan. Apalagi warna muram memang sejalan dengan moodmusim gugur," ujar desainer Kiran Uttam Gosh, yang mempersembahkan koleksi bertema "Frugality is the New Black".

"Koleksi terbaru saya pun mengambil inspirasi dari krisis ekonomi global," ujar desainer yang banyak menggunakan warna hitam dan kelabu dengan sedikit semburat ungu ini.

Kendati koleksinya terkesan gelap, citra urban look dalam kemasan simpel tetap terasa. "Untuk memunculkannya, saya mengombinasikan legging dengan jaket glamor, ataupun t-shirt dengan syal mewah. Padu-padan yang benar akan menghasilkan gaya baru, dengan harga yang jauh lebih murah," tuturnya.

Di belakang Gosh, Nittin Bal Chauhan mengambil alih catwalk dengan koleksi bercitra fast lane yang terinspirasi dari kehidupan kaum muda New Delhi. Tema yang diusung Chauhan cukup unik, yakni "Condition Apply Part II", namun dalam citra muram yang serupa dengan pertunjukan sebelumnya.

Model-model Chauhan berpenampilan serbagelap dengan ekspresi yang menyiratkan kepedihan dan luka. Melengkapi penampilan para modelnya, Chauhan menambahkan sedikit citra punk dan gaya unfinished.

"Ini adalah sisi lain Delhi, yang tidak hanya menawarkan citra glamor kota besar, juga perjuangan dan penderitaan di baliknya," kata Chauhan, yang mengaku banyak mendapatkan pengetahuan mengenai sisi gelap kota dari film dan pemberitaan di media.

"Jika Anda melihat koleksi t-shirt saya secara lebih jeli, Anda akan melihat bahwa itu asimetris dan ada beberapa bagian yang hilang," ujar Chauhan.

Dia mengatakan bahwa keasimetrisan koleksinya merupakan interpretasinya akan resesi. Desainer muda ini juga coba menyampaikan pesan lain, yakni agar kita lebih ramah lingkungan yang diperlihatkannya melalui penggunaan bahan-bahan daur ulang. Palet muram dan nuansa gelap (dark) tidak hanya menyelimuti koleksi besutan Gosh dan Chauhan, tapi juga menginvasi keseluruhan koleksi WIFW.

Menjadikan kejutan bagi beberapa buyer yang mengharapkan lebih banyak warna di India. "Saya berharap Asia akan sedikit memberi warna musim gugur ini. Namun, ternyata mereka sejalan dengan koleksi Eropa dan Amerika yang menawarkan warna gelap," kata salah seorang buyer asal Dubai, Uni Emirat Arab.

Kejutan datang bukan hanya dari "keseragaman" warna, juga bentukan busana yang jauh lebih wearable. India lebih banyak mengadopsi bentukan busana ala Barat untuk daily wear, sedangkan untuk koleksi gaun malam, sisi tradisional masih kental melekat.

Lihat saja koleksi milik desainer papan atas India, Manish Malhotra yang menggabung kan sporty look dari olahraga cricket dengan sari India nan eksotis. Hasilnya, koleksi dengan genre baru yang bisa dipastikan akan menjadi favorit pada musim gugur mendatang. Namun, sekali lagi, Malhotra yang biasanya gemar bereksperimen dengan warna punk ini tampil dalam palet hitam dan abu-abu.

(Nurfajri Budi Nugroho)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya