Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Aturan Membawa Anak Naik Gunung, Bolehkah Sejak Bayi?

Aira Cecilia , Jurnalis-Jum'at, 03 Oktober 2025 |20:03 WIB
Aturan Membawa Anak Naik Gunung, Bolehkah Sejak Bayi?
Aturan Membawa Anak Naik Gunung, Bolehkah Sejak Bayi? (Foto: Freepik)
A
A
A

JAKARTA - Membawa anak ke alam terbuka, termasuk mendaki gunung, kini semakin diminati banyak orangtua. Namun, tak sedikit yang masih diliputi rasa khawatir, apakah aman membawa bayi atau balita naik gunung, apalagi ke ketinggian ribuan meter di atas permukaan laut?

Dahulu, para ahli merekomendasikan agar anak-anak tidak dibawa ke ketinggian lebih dari 800-1000 meter. Kini, pandangan itu mulai bergeser, meski tetap ada batasan ketat yang perlu diperhatikan orang tua.

Berikut batasan usia dan ketinggian, seperti dikutip dari evidencenetwork, Jumat (3/10/2025). 

Bayi usia 0-12 bulan: boleh diajak ke gunung asalkan sehat dan sudah berusia minimal satu bulan. Namun, jangan melewati ketinggian 1500–2000 meter. Bayi prematur atau memiliki penyakit tertentu wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum dibawa ke gunung.

Anak usia 1-2 tahun: bisa diajak ke ketinggian lebih tinggi, tapi tetap bertahap. Acclimatization atau masa penyesuaian sangat penting. 

Usia 2-5 tahun: anak sudah mampu mencapai ketinggian hingga 2.500 meter, tetapi orang tua harus tetap waspada karena anak mungkin belum bisa menjelaskan rasa tidak nyaman.

Di atas 5 tahun: anak lebih siap menghadapi ketinggian lebih dari 2.500 meter, selama kondisi fisiknya sehat dan perjalanannya dilakukan secara bertahap.

Risiko yang Harus Diwaspadai

Perubahan ketinggian cepat bisa memicu gangguan pada telinga tengah (barotrauma), gangguan tidur, mudah rewel, mual, muntah, hingga mountain sickness atau penyakit gunung akut. Gejala biasanya muncul 4-12 jam setelah tiba di ketinggian lebih dari 2.500 meter.

Selain itu, anak kecil lebih rentan mengalami hipotermia karena suhu dingin di pegunungan, serta sunburn karena paparan sinar UV lebih tinggi di dataran tinggi.

 

Cara Mencegah Masalah di Ketinggian

Naik bertahap: hindari penggunaan kendaraan yang langsung membawa anak ke ketinggian lebih dari 1500-2000 meter. Lebih baik berhenti beberapa kali agar tubuh anak beradaptasi.

Cegah barotrauma: berikan dot, botol susu, atau ajak anak menelan agar tekanan telinga lebih mudah seimbang.

Lindungi dari dingin dan panas: gunakan pakaian hangat berlapis, topi, kacamata hitam, serta sunscreen khusus anak.

Perhatikan asupan cairan: udara gunung cenderung kering, jadi anak perlu lebih sering minum. Namun, bayi di bawah 6 bulan yang masih ASI eksklusif cukup diberi ASI saja.

Waspadai gejala: jika anak mulai rewel, muntah, kehilangan nafsu makan, atau tampak lemas, segera turun ke ketinggian yang lebih rendah.

Membawa anak naik gunung bukanlah hal yang terlarang, tetapi ada aturan medis yang sebaiknya dipatuhi. Orang tua perlu mengutamakan keselamatan dengan memahami batas ketinggian sesuai usia, memperhatikan kondisi kesehatan anak, dan selalu siap mengambil langkah mundur jika muncul gejala yang tidak normal.

Gunung memang tempat belajar alam yang luar biasa, tetapi keselamatan buah hati harus selalu jadi prioritas utama.

(Rani Hardjanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement