JAKARTA - Ternyata, Gen Z kini semakin dikenal sebagai kelompok yang peduli kesehatan. Tren hidup sehat meluas di berbagai kalangan, termasuk soal pandangan terhadap alkohol yang membawa risiko bagi tubuh.
Data menunjukkan, kesadaran hidup sehat memang terus meningkat. Persentase masyarakat Amerika yang memenuhi standar olahraga dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) naik dari 18% pada 2008 menjadi 24% pada 2018. Tak heran bila industri wellness mulai dari produk tidur, kebugaran hingga mindfulness kini bernilai lebih dari USD2 triliun atau setara sekitar Rp32 kuadriliun, tumbuh sekitar 33% sejak 2021.
Meski tak semua tren kesehatan itu didukung sains, semangat hidup sehat yang didorong Gen Z terus berjalan. Bahkan, pola pikir ini merambah ke ranah sosial dan politik. Penurunan konsumsi alkohol hanyalah bagian kecil dari pergeseran gaya hidup sehat tersebut.
Generasi Kesepian
Jika alkohol dulu dianggap pemicu kebersamaan, kini hal yang hilang justru bukan minumannya, melainkan pertemanan. Generasi Z sering dijuluki “generasi kesepian”.
Faktor seperti media sosial, game online, hingga polarisasi sosial membuat interaksi tatap muka semakin berkurang. Akibatnya, kesempatan untuk berkumpul dan ‘butuh alkohol sebagai pelengkap’ juga menurun drastis.
Lebih Suka Es Krim
Alih-alih berpesta di bar saat berulang tahun ke-21, banyak anak muda lebih memilih momen sederhana bersama teman dekat. Bahkan, sekadar menikmati es krim. Gaya hidup “clean living” yang menekankan pola makan sehat dan tren gym culture dengan tubuh ideal membuat alkohol semakin tersisih. Tak sedikit Gen Z yang lebih memilih merayakan ulang tahun dengan kondisi sadar tanpa alkohol.
Soal Moderasi
Bagi Gen Z, alkohol kerap dikaitkan dengan kecemasan, depresi, hingga kecanduan. Meski faktanya lebih kompleks, survei terbaru pada 2025 menemukan bahwa 73% anak muda usia legal tetap mengonsumsi alkohol dalam enam bulan terakhir, naik dari 66% pada 2023. Di Amerika Serikat, lonjakan ini bahkan cukup tinggi, dari 46% menjadi 70%.
Namun, pola konsumsi mereka tetap berbeda. Dikutip dari Wall Street Journal, Jumat (12/9/2025), sebanyak 65% Gen Z berencana mengurangi minum alkohol tahun ini, bahkan 39% memilih untuk hidup tanpa alkohol sama sekali. Faktor ekonomi juga ikut berperan. Dengan biaya hidup yang tinggi, utang pendidikan, hingga tingkat pengangguran 8,3% untuk usia 20–24 tahun, banyak anak muda lebih berhati-hati dalam membelanjakan uang.
Selain itu, kehidupan sosial digital membuat kebutuhan akan alkohol sebagai simbol kebersamaan semakin berkurang. Kombinasi faktor-faktor ini menjadikan Gen Z sebagai generasi yang diam-diam mengubah budaya minum alkohol.
(Rani Hardjanti)