JAKARTA – Literasi keuangan menjadi salah satu topik yang dibahas dalam Kreasi Anak Untuk Negeri yang digelar Okezone.com di Kandank Jurank Doank, Tangerang Selatan, hari ini. Topik ini membuat ibu-ibu semakin mahir dalam mengelola keuangan keluarga.
Priority Banking Manager BRI, Fitri Yunita Hamim, memberikan tips praktis agar ibu rumah tangga semakin mahir mengelola keuangan. Ia menyampaikan bahwa ibu rumah tangga sejatinya berperan penting layaknya Chief Financial Officer (CFO) dalam sebuah perusahaan.
Mereka bertanggung jawab mengatur arus kas agar kebutuhan pokok hingga dana darurat dapat terpenuhi. Menurut Fitri, kunci utama perencanaan keuangan adalah kemampuan membedakan antara kebutuhan dan keinginan.
"Jangan panik, yang penting mau belajar. Pertama, harus tahu dulu mana kebutuhan, mana keinginan. Kebutuhan itu mencakup sandang, pangan, papan, pendidikan anak, hingga perlindungan kesehatan. Sementara keinginan bisa berupa nongkrong di kafe, belanja baju baru, atau traveling," kata Fitri, Minggu (31/8/2025).
Adapun Fitri menegaskan, pos kebutuhan harus selalu diprioritaskan sebelum mengalokasikan dana untuk keinginan pribadi. Ia menjelaskan metode sederhana dalam mengatur keuangan rumah tangga, yaitu konsep 50-30-20.
"50 persen dialokasikan untuk kebutuhan pokok, 30 persen untuk keinginan, dan 20 persen untuk tabungan atau investasi. Tapi jangan lupa, sebelum menabung untuk keinginan, dana darurat harus disiapkan dulu," ujarnya.
Selain itu, Fitri juga mengingatkan pentingnya dana darurat yang idealnya disiapkan sebesar 3 hingga 6 kali pengeluaran bulanan. Hal ini penting agar keluarga tetap aman ketika menghadapi kondisi tak terduga.
Fitri juga menekankan bahwa biaya pendidikan dan kesehatan sering kali mengalami kenaikan akibat inflasi. Oleh karena itu, orang tua perlu merencanakan dengan matang sejak dini, di luar pemanfaatan BPJS Kesehatan.
"Biaya sekolah naik setiap tahun, ditambah ada biaya tambahan seperti wisuda, studi tur, atau les tambahan. Begitu juga dengan kesehatan, mulai dari rawat inap, obat-obatan, sampai proteksi jiwa bagi pencari nafkah harus dipersiapkan," ungkapnya.
Dengan edukasi keuangan yang sederhana dan praktis, Fitri berharap para ibu dapat menjadi “menteri keuangan” yang cerdas di rumah tangga masing-masing.
"Kalau ibu-ibu bisa mengelola keuangan dengan baik, maka bukan hanya keluarga yang sehat secara finansial, tapi juga turut mendukung perekonomian negara," tukasnya.
(Feby Novalius)