Sejak itu, Aitumieri menjadi simbol perubahan, tempat pertama orang Papua mengenal huruf, angka, serta nilai-nilai modern yang berpadu dengan kearifan lokal.
Kini, 100 tahun kemudian, semangat Aitumieri terus hidup melalui Festival Teluk Wondama yang tidak hanya merayakan masa lalu, namun juga membuka pintu menuju masa depan Papua yang inklusif dan berdaya saing.
Bupati Teluk Wondama, Elysa Auri mengatakan, pemilihan Jakarta sebagai lokasi festival adalah keputusan strategis. Hal itu mengingat Jakarta adalah pusat bisnis dan pengambilan kebijakan.
“Festival ini tak sekadar ajang budaya, tapi juga forum investasi dan peluang usaha bagi kemajuan Teluk Wondama,” ungkapnya.
Festival Teluk Wondama akan menghadirkan forum diskusi bisnis, promosi potensi daerah, hingga peluang investasi di sektor pariwisata, pertanian, dan pertambangan.