Ia menjelaskan bahwa trend hipogami tidak muncul segera karena kekhawatiran perempuan bahwa mereka tidak akan mendapatkan pasangan. Banyak hal yang mempengaruhi pernikahan.
"Bicara pernikahan perlu melihat jejaring sosial, nilai keluarga, dan orientasi masa depan," tuturnya kepada Okezone, Senin (2/6/2025).
"Jadi tidak bisa dikatakan bahwa hipogami dijalani karena takut mendapatkan jodoh," tambahnya.
Hipogami dapat memberi ruang bagi perempuan untuk memiliki peran yang lebih kuat dalam rumah tangga. Namun, perempuan yang memilih jalan ini sering menghadapi tekanan sosial dari lingkungan yang masih menganut norma tradisional, menunjukkan bahwa tantangan sosial terhadap fenomena hipogami masih cukup kuat di masyarakat meskipun terjadi pergeseran.
(Kemas Irawan Nurrachman)