Perempuan mungkin mendapatkan manfaat dari hipogami, terutama dalam hal peran tawar mereka dalam rumah tangga. Mereka lebih mampu membuat keputusan karena memiliki kemandirian finansial dan akademik. Tekanan sosial tetap tidak terlihat. Ketegangan, baik di dalam maupun di luar hubungan, dapat disebabkan oleh stereotip masyarakat bahwa pria harus "lebih" dalam segala hal.
Dengan tren hipogami yang mulai meningkat, masyarakat perlu mengubah perspektif mereka tentang hubungan pasangan. Pernikahan bukan hanya masalah status namun juga tentang komitmen, komunikasi, dan kesetaraan dalam hidup bersama.
(Kemas Irawan Nurrachman)