MENTAWAI – Jika Anda mencari destinasi wisata alam yang komplit menantang, menyegarkan, sekaligus menyenangkan air terjun Simatobat di Kepulauan Mentawai bisa menjadi pilihan utama.
Terletak di kawasan pedalaman Pagai Selatan, tepatnya Dusun Simatobat, Desa Sinaka, perjalanan menuju Simatobat bukan sekadar wisata, tapi sebuah petualangan utuh yang menguji adrenalin sekaligus memanjakan jiwa pencinta alam.
Perjalanan dimulai dari Dusun Polaga, Desa Sikakap, Kecamatan Sikakap, melintasi jalan pemukiman, hutan belantara, dan ladang tradisional milik warga. Jalurnya menembus rimbunnya hutan tropis, melewati Bukku Monga (KM 5), Rakrakjoja (KM 12), hingga Kinumbuk (KM 45) titik penting karena dari sini hanya 4 km lagi menuju Simatobat.
Setibanya di KM 49, pengunjung harus memarkir kendaraan dan berjalan kaki sejauh 300 meter ke arah barat. Jalan setapak ini membelah hutan lebat yang sejuk dan asri. Di sepanjang perjalanan, suara burung murai, lengkingan rangkong, hingga lompatan bilou (monyet endemik Mentawai) memberi kesan alam liar yang hidup.
Tak jauh dari titik akhir jalur pejalan kaki, wisatawan akan disambut oleh air terjun Tattanen Simalelet. Airnya bening mengalir di antara batu dan pepohonan. Di sampingnya, gua kecil alami menjadi bonus spot foto dan eksplorasi.
Bagi petualang sepeda atau pejalan kaki sejati, ini adalah surga tersembunyi yang memuaskan rasa ingin tahu akan keaslian alam Mentawai.
Setelah puas berendam atau berswafoto di Tattanen Simalelet, perjalanan dilanjutkan ke air terjun utama: Simatobat. Dengan ketinggian sekitar 7–10 meter, air terjun ini dikelilingi hutan yang menenangkan. Suasananya damai dan cocok untuk bersantai, berenang, atau sekadar merenung di tengah gemericik air dan nyanyian burung hutan.
Bagi pengunjung yang bermalam, tersedia kesempatan menjajal kuliner lokal di kampung sekitar: ikan segar, sagu, dan pisang menjadi menu sederhana nan autentik.
Keesokan paginya, wisatawan bisa menyusuri sungai Simatobat dengan sampan tradisional atau menyalurkan hobi memancing. Konon, ikan dengan berat hingga 50 kg bisa menjadi “lawan tanding” Anda di sungai ini tantangan yang bahkan membuat tim Mancing Mania dari Jakarta kembali hingga tiga kali!
(Khafid Mardiyansyah)