JAKARTA - Di banyak lingkungan perumahan atau kampung, warung tetangga adalah penyelamat sehari-hari. Mulai dari kebutuhan dapur, jajanan anak, hingga pulsa darurat, semua bisa dibeli dengan cepat dan mudah.
Tak jarang, karena kedekatan secara sosial, muncul kebiasaan berutang di warung tetangga. Meski terlihat sepele, kebiasaan ini bisa menimbulkan masalah hubungan jika tidak dikelola dengan bijak.
Agar tetap harmonis dengan tetangga dan keuangan tetap sehat, berikut tips agar tidak utang di warung tetangga, dirangkum Okezone dari berbagai sumber, Rabu (14/5/2025).
Salah satu penyebab utama seseorang berutang di warung adalah karena tidak tahu ke mana uang harian habis. Buatlah anggaran belanja mingguan atau harian dan tuliskan kebutuhan pokok yang harus dibeli.
Dengan perencanaan, kamu jadi bisa memperkirakan berapa uang tunai yang perlu disiapkan, sehingga tidak bergantung pada utang.
Banyak orang terpaksa “ngutang dulu” karena tidak punya uang receh atau pecahan kecil saat belanja.
Biasakan untuk menyimpan uang pecahan di dompet, agar bisa langsung bayar saat membeli barang-barang kecil seperti minyak goreng, sabun, atau jajanan anak.
Dana darurat tidak harus jutaan rupiah. Buat saja kotak kecil berisi uang cadangan (misalnya Rp10.000 – Rp20.000) khusus untuk kebutuhan tak terduga seperti membeli obat, gas habis, atau kebutuhan penting lainnya. Dengan begitu, kamu tidak perlu ngutang meski sedang “tidak pegang uang”.
Jika warung tetangga menjual barang secara harian atau mingguan, coba ajukan sistem prabayar. Misalnya, kamu titip uang Rp50.000 untuk belanja seminggu, dan tinggal catat apa saja yang diambil setiap hari. Sistem ini lebih sehat daripada utang karena kamu sudah bayar di depan.
Seringkali kita tergoda jajan atau beli barang yang tidak direncanakan. Padahal, belanja impulsif inilah yang akhirnya memaksa kita ngutang karena uang utama sudah habis. Kuatkan niat dan fokus hanya beli yang benar-benar perlu.
Jika anak atau anggota keluarga terbiasa "ngutang dulu di warung", ajari mereka untuk menunda keinginan sampai uang tersedia. Ini juga jadi pembelajaran penting tentang nilai uang dan tanggung jawab sejak dini.
Ingat, hubungan baik dengan tetangga adalah aset sosial yang berharga. Utang yang tidak dibayar tepat waktu bisa menimbulkan rasa tidak enak, bahkan konflik.
Lebih baik menjaga hubungan baik dengan transaksi yang jujur dan terbuka, daripada menumpuk utang kecil yang bisa merusak silaturahmi.
Jika memang sangat mendesak dan harus berutang, pastikan kamu segera membayar saat sudah punya uang. Sampaikan juga permintaan maaf dan niat baikmu. Namun, jangan jadikan ini sebagai kebiasaan, apalagi kalau sudah sering.
Utang di warung tetangga memang terlihat ringan, tapi dampaknya bisa besar bila terus dibiarkan.
Dengan perencanaan keuangan sederhana, disiplin belanja, dan kesadaran sosial, kita bisa menjaga keseimbangan antara kebutuhan sehari-hari dan hubungan baik di lingkungan tempat tinggal.
(Qur'anul Hidayat)