Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Malrani Cerita Masakan Masa Kecilnya di Masterchef Indonesia, Ujungnya Malah Berdebat dengan Chef Juna

Wiwie Heriyani , Jurnalis-Sabtu, 15 Maret 2025 |20:12 WIB
Malrani Cerita Masakan Masa Kecilnya di Masterchef Indonesia, Ujungnya Malah Berdebat dengan Chef Juna
Malrani Cerita Masakan Masa Kecilnya di Masterchef Indonesia, Ujungnya Malah Berdebat dengan Chef Juna
A
A
A

MasteChef Indonesia Season 12 yang tayang pada Sabtu (15/3/2025) diwarnai dengan berbagai momen dari cerita unik dari para peserta.

Pada episode kali ini, ke-16 peserta yang tersisa kembali mendapatkan tantangan yang tak kalah seru, yakni Chilhood Memories Challenge. 

Tantangan tersebut mengharuskan para peserta untuk memasak dan menghidangkan sajian yang terinspirasi dari hidangan favorit masa kecil mereka.   

Malrani Cerita Masakan Masa Kecilnya di Masterchef Indonesia
Malrani Cerita Masakan Masa Kecilnya di Masterchef Indonesia

Salah satu peserta yang sukses mencuri perhatian di challenge kali ini adalah Malrani atau akrab disapa Mal. Di momen itu, peserta asal Kendal ini membuat sajian Gulai Daun Singkong. 

Usut punya usut, sajian tersebut kerap dibuat sang almarhum neneknya di kampung saat ia masih kecil. Namun, sajian tersebut juga ternyata memiliki cerita menarik terkait tradisi di desanya. 

Awalnya, Chef Renatta penasaran, apakah Gulai Singkong buatan nenek Mal itu kerap disajikan dengan ikan. Mal lantas membenarkan karena memang dulu dia tinggal di rumah yang berdekatan dengan laut. 

“Selalu dengan ikan?,” tanya Chef Renatta.

Malrani Cerita Masakan Masa Kecilnya di Masterchef Indonesia
Malrani Cerita Masakan Masa Kecilnya di Masterchef Indonesia

"Iya. Karena kan rumah dulu deket laut kan, terus memanfaatkan apa yang ada di sekitar, di depan rumah itu ditanemin pohon singkong, terus di belakang rumah itu sudah tambak,” ujar Mal. 

“Kalau om-om saya dapat ikan, dimasaklah Gulai Singkong sama Mbah Uti,” lanjutnya.

Mendengar kalimat terakhir Mal, Chef Juna lantas dibuat heran. Pasalnya, kebanyakan orang-orang mengetahui bahwa tambak merupakan tempat penampungan ikan, jadi tak perlu lagi diburu layaknya saat memancing di laut. 

“Om-om kamu dapat ikan? Kan di tambak ada ikan pasti,” kata Chef Juna

“Iya kan nyari ikan,” jawab Mal.

“Kok nyari ikan di tambak. Bukan di laut??,” tanya Chef Juna lagi yang semakin penasaran. 

“Kan ikan ada yang di tambak chef,” kata Mal. 

 

Tidak puas dengan jawaban Mal, juri lain lantas dibuat semakin heran. Tidak terkecuali Chef Rudy. 

“Di tambak itu kan dibudidayakan,” ujar Chef Rudy.

“Lah kan kalau punya tambak, bisa ambil ikan di tambak,” timpal Mal. 

“Oh punya sendiri?” tanya Chef Rudy lagi. 

“Bukan sih, punya tetangga,” jawab Mal polos.

Mendengar jawaban terakhir Mal yang dinilai polos, para juri dan peserta lain lantas tertawa. Namun, rasa penasaran Juri semakin menjadi-jadi. Kali ini giliran Chef Renatta yang bertanya. 

“Kan kalau di tambak kan udah dapet tinggal ngambil. Nggak kaya di laut gitu kamu harus nyari,” kata Chef Renatta.

Mal kali ini lantas memberikan jawaban yang agak panjang untuk meyakinkan dan menjawab rasa heran para juri. 

Ia menyebut, mencari ikan di tambak sudah menjadi tradisi di desanya, yang ada di Kendal. Pasalnya, banyak warga yang sengaja ramai-ramai datang ke tambak untuk mencari ikan yang telah mati diberi obat. 

Pasalnya, di tambak tersebut, ada beberapa jenis ikan yang dianggap hama dan menjadi penghambat budi daya ikan laut lainnya. 

“Iya kalau jaring gitu kan gak boleh. Misal kalau di tambak itu, kalau mau ditanami ikan, itu tambaknya kan diobat, dikasih obat, supaya ikan-ikan hamanya seperti mujair atau ikan-ikan kecil lain itu kan mati, misal mau ditanami bandeng, takutnya ikan-ikan predator itu memakan si benih bandeng,” tutur Mal.

“Jadi diobat dulu. Biasanya warga desa itu bareng-bareng ke tambak tersebut untuk mencari ikan yang sudah diobat itu. Jadi ikan pusing gitu loh,” sambungnya.

 

Mendengar penjelasan Mal yang panjang lebar, beberapa juri mulai paham. Salah satunya Chef Rudy. 

“Oooh.. Jadi bukan saat waktu ditanam diambil,” kata Chef Rudy

“Main lah ke tempat saya, saya tak cari obatnya ntar,” ujar Mal terkekeh.

Namun, tidak dengan Chef Juna. Ia justru kembali dibuat heran karena ternyata ikan yang diambil dari tambak tersebut adalah ikan yang sudah diberi obat.

Namun, Mal memastikan bahwa obat ikan tersebut aman, sehingga ikan masih bisa dikonsumsi warga. Pasalnya, hal tersebut sudah menjadi tradisi turun temurun di desanya. 

“Berarti ikan hama yang dimakan?” kata Chef Juna

“Ya tapi kan mujair bisa dimakan kan,” ujar Mal. 

“Iya tapi kan kamu kasih obat,” timpal Chef Juna lagi. 

“Kan dicuci.. Jadi gimana ya. Jadi memang tradisi di desa saya begitu chef. Tapi alhamdulillah saya sampai sekarang mengkonsumsi itu sehat walafiat. Aman kok,” tutup Mal.

(Kemas Irawan Nurrachman)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement