Kanker payudara masih menjadi momok menakutkan khususnya untuk para wanita. Untuk itu, penting melakukan deteksi dini demi mencegah adanya keparahan yang bisa menghambat proses kesembuhan.
Dokter Spesialis Bedah Onkologi MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, Dr. dr. Denni Joko Purwanto, SpB.Subs.Onk(K) menjelaskan pentingnya Multidisiplin Tim (MDT) yaitu kolaborasi antara dokter bedah, dokter patologi, dokter radiologi, dokter umum hingga perawat di Indonesia untuk bisa mendeteksi kanker payudara stadium awal sehingga meningkatkan peluang kesembuhan pasien.
Cara ini perlu dilakukan mengingat jumlah dokter di Indonesia masih terbatas dan belum merata di berbagai daerah, sehingga perlu dibuat pedoman dan panduan di setiap rumah sakit.
"Kita memerlukan yang paling pertama adalah pemeriksaan klinis yang baik, yaitu tentu deteksi dini, dokternya, radiologi ada, patologinya sampai pemeriksaan molekuler yang idealnya, kemudian perawat sampai onkologis (dokter onkologi) lain, itulah dimaksud MDT. Ini bisa dibuat di setiap rumah sakit dan bisa membuat panduan praktek ini yang cocok di rumah sakit tersebut, mudah-mudahan ini bisa tercapai semuanya," kata dr. Denni dalam keterangan resminya dikutip Kamis (6/3/2025).
dr. Denni menambahkan, peluang 'remisi' alias kesembuhan pasien kanker payudara akan sangat tinggi bila ditemukan pada tahap stadium awal. Ia mencontohkan, ada beberapa tipe kanker payudara yang bisa dicegah bila terindikasi kanker, dengan berbagai metode pemeriksaan seperti core biopsi, vacuum assisted breast biopsy (VABB) hingga prosedur eksisi.
Untuk itu, penting peran Multidisiplin Tim (MDT) pada tenaga medis untuk bisa mendeteksi sel kanker agar bisa ditangani dengan cepat dan tepat dan meningkatkan peluang kesembuhan.
"Kita bisa mendapatkan angka-angka, misalnya hiperplasia atipikal (proses sel normal berubah jadi sel abnormal) dimana itu akan menjadi kanker 14 persen, dalam 5 hingga 10 tahun,” ungkap dr. Denni
“Bayangkan sudah bisa cegah, berarti wanita itu bisa terbebas. Lalu karsinoma duktal in situ (sel abnormal di saluran susu payudara), dimana stadium 0 sehingga bisa ketahuan, tentu angka sembuhnya hampir pasti 99 persen," tambahnya.
Di sisi lain, Dokter Spesialis Patologi Anatomi MRCCC Siloam Hospital Semanggi, dr. Fajar Lamhot Gultom, Sp.PA menjelaskan pentingnya dokter umum memiliki pengetahuan dasar onkologi atau seputar kanker. Hal ini menyambung pentingnya peran multidisiplin tim mengingat perawat dan dokter umum jadi petugas medis pertama yang ditemui pasien.
Dengan memiliki pengetahuan dasar, dokter bisa mengenali tanda-tanda benjolan yang bisa dicurigai sebagai kanker.
"Dokter umum maupun perawat yang berada di ujung (awal bertemu pasien), bisa mengenali tanda-tanda benjolan yang dicurigai kanker atau tidak. Sehingga bisa memilah-milah kondisi pasien untuk segera periksa (lanjutan), hal seperti itu perlu diajarkan,” papar dr. Fajar.
(Qur'anul Hidayat)