HALLOWEEN bisa menjadi momen yang menakutkan bagi anak-anak dan sebagai orang dewasa. Perlu perlakuan khusus untuk merayakannya agar tidak membuat trauma kepada anak-anak.
Asal usul Halloween yang berkaitan dengan kematian sudah ada sejak ribuan tahun lalu, dimulai dari festival Samhain oleh bangsa Celtic. Pada malam itu, diyakini bahwa arwah orang yang sudah meninggal berkeliaran di antara kita, dan orang-orang mengenakan kostum untuk menakut-nakuti mereka.
Tradisi trick-or-treat yang kita kenal sekarang juga memiliki akar yang menakutkan. Dipercaya bahwa praktik ini berawal dari "souling", di mana orang mengemis kue sebagai imbalan doa untuk jiwa yang terjebak di api penyucian, melansir dari Mynews, Selasa (28/10/2024).
Bagi anak-anak, rasa takut sering kali terasa sangat nyata dan ini dipengaruhi oleh perkembangan otak mereka yang masih matang. Bagian otak yang mengatur rasa takut, yaitu amigdala, bekerja berbeda pada anak-anak dibandingkan orang dewasa. Ini dapat menyebabkan mereka lebih rentan terhadap ketakutan yang tidak beralasan.
Dr Quratulain Zaidi, seorang psikolog klinis, mengatakan, ketakutan merupakan emosi dasar manusia yang bisa memiliki dampak jangka panjang, terutama pada anak-anak. Pengalaman traumatis di masa kecil dapat meninggalkan kesan yang mendalam. Pengalaman ini juga dialami oleh adik perempuan dokter Zaidi saat melihat pria bertopeng ketika berusia empat tahun.